Keunggulan Demografi Palestina Dinilai Membuat Israel Cemas
Lebih dari sepertiga penduduk Palestina berusia di bawah 15 tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Biro Pusat Statistik Palestina merilis hasil sensus 2022. Menurut Pakar Politik Palestina Ghassan Al-Khatib, hasil sensus tersebut akan membuat para pemimpin Israel khawatir. Dia mengatakan, selama ini orang-orang Israel terus-menerus khawatir tentang keunggulan demografi Palestina.
"Karena mereka menginginkan kendali atas orang-orang Palestina, namun, pada saat yang sama, mereka menginginkan masyarakat Yahudi yang murni. Fakta terpenting adalah kami setara dengan Yahudi dalam hal demografi," kata Ghassan Al-Khatib, dilansir Arab News, Sabtu (31/12/2022).
Survei sensus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi di antara warga Palestina dan setengah dari mereka adalah bagian dari diaspora yang tinggal di luar Palestina. Angka tersebut juga menunjukkan masyarakat Palestina masih muda, dengan lebih dari sepertiga penduduknya berusia di bawah 15 tahun.
Al-Khatib mengatakan Israel tidak dapat menyerahkan Tepi Barat karena alasan politik tetapi juga tidak dapat mencaploknya karena alasan demografis. Tentu ini memalukan bagi Israel.
"Ada kontradiksi besar antara aspek demografis dan prinsip demokrasi di Israel," ujarnya.
Survei menunjukkan sekarang ada sekitar 14,3 juta warga Palestina di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 5,4 juta berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ini meningkat 2,4 persen dari tahun sebelumnya. Sementara 1,7 juta berada di Israel, 6,4 juta di negara-negara Arab dan 761 ribu di tempat lain di dunia.
Diharapkan pada akhir tahun ini jumlah orang Yahudi yang tinggal di Israel dan permukimannya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur akan menjadi 7,1 juta atau kira-kira sama dengan jumlah orang Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dan Israel.
Israel, yang para pemimpinnya menolak gagasan Palestina mendirikan negara merdeka, selalu takut warga Palestina menjadi mayoritas. Seorang pejabat senior di biro statistik, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan pengungkapan utama survei tersebut adalah kesetaraan demografis antara jumlah orang Yahudi yang tinggal di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki.
"Fakta yang paling penting adalah kita setara dengan orang Yahudi dalam hal demografi dan tingkat pertumbuhan yang tinggi dari orang Palestina, dan setengah dari orang Palestina tinggal di diaspora di luar Palestina," kata orang tersebut.
Survei menunjukkan anak-anak berusia 14 tahun ke bawah berjumlah 38 persen dari populasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sedangkan mereka yang berusia 65 tahun ke atas hanya mewakili tiga persen di Palestina, empat persen di Tepi Barat, dan tiga persen di Gaza. Ini juga menunjukkan ukuran rata-rata keluarga Palestina turun menjadi lima anggota pada 2021, dari enam pada 2010.
Di sisi lain, Israel saat ini tengah membangun ratusan unit permukiman. Pada akhir 2018, terdapat lebih dari 700 ribu pemukim yang tinggal di 151 permukiman di tanah Palestina di Tepi Barat.