Peningkatan Jumlah Wisatawan Pacu Perekonomian Yogyakarta
Setidaknya, 15 ribu lebih wisatawan memadati Pasar Beringharjo.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Momen libur Tahun Baru 2023 sudah berakhir, namun dampaknya masih dirasakan oleh pelaku usaha di Kota Yogyakarta. Seperti pelaku usaha di Pasar Beringharjo, yang mana kawasan tersebut dipadati belasan ribu pengunjung selama libur Tahun Baru.
Hal ini berdampak kepada peningkatan ekonomi bagi pelaku usaha di Pasar Beringharjo, termasuk di kawasan Malioboro. Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, peningkatan pengunjung di Beringharjo utamanya terjadi pada 30-31 Desember 2022.
Setidaknya, 15 ribu lebih wisatawan yang memadati kawasan Beringharjo saat libur tahun baru. Peningkatan tersebut terhitung dua kali lipat lebih banyak dibanding hari biasa.
"Bahkan pada 1 Januari 2023, sebanyak 10.531 wisatawan datang sekadar untuk membeli oleh-oleh seperti makanan, batik, serta kerajinan tas dari enceng gondok atau rotan," kata Ambar di Yogyakarta.
Di pekan pertama Januari 2023 ini pun, kawasan Beringharjo dan Malioboro masih ramai dikunjungi wisatawan, meski libur Tahun Baru sudah berakhir. Ambar berharap, peningkatan wisatawan mampu untuk terus memulihkan perekonomian di Kota Yogyakarta.
"Semoga Kota Yogyakarta banyak dikunjungi wisatawan, tidak hanya di Pasar Beringharjo, melainkan di Pasar Ngasem, Pasty, ataupun Pasar Kranggan, sehingga mampu meningkatkan pendapatan pedagang," ujarnya.
Meningkatnya kedatangan wisatawan, kata Ambar, selaras dengan volume sampah yang juga bertambah signifikan. Terlebih di kawasan Malioboro dan Beringharjo.
Ambar menuturkan, sampah yang dibuang didominasi oleh botol plastik dan kertas. Meski begitu, jenis sampah tersebut anorganik tersebut dapat didaur ulang.
"Kita sudah siapkan petugas 24 jam penuh dengan pembagian dua shift sebanyak 15 petugas tiap shift. Sehingga, diharapkan banyaknya wisatawan tetap tertib ikut menjaga kebersihan Kota Yogyakarta dengan membuang sampah pada tempatnya," jelas dia.