Menteri PUPR: Feeder Tol Dharmasraya Belum Dibangun Tahun Ini
Pada 2023 dilakukan persiapan dulu yang prosesnya cukup lama.
REPUBLIKA.CO.ID, PULAU PUNJUNG -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan pembangunan feeder tol atau tol penghubung ke Jalan Tol Lintas Sumatra di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat, belum akan dimulai pada 2023.
"Tahun ini belum, persiapan dulu," kata Basuki di Pulau Punjung, Jumat (6/1/2023).
Kepastian tersebut dikemukakan Basuki di sela kunjungannya dalam rangka peresmian Masjid Agung Dharmasraya, yang terletak di tepi Jalan Lintas Sumatra, Nagari Gunung Medan, Kacamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat. Ia mengatakan rencana pembangunan feeder tol merupakan ide Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang diusulkan sejak lama. Ke depan Kementerian PUPR akan melihat dan mengkaji fisibility study terlebih dahulu.
Menurut dia, pada 2023 dilakukan persiapan dulu, karena prosesnya memakan waktu cukup lama sebelum sampai pada pembiayaan. "Ini kan baru prafisibility study, tapi demikian beliau (bupati) sudah mengatakan terkait lahan yang akan terpakai nanti sudah bisa menjaminnya," kata Basuki.
Sementara itu, Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan di depan Menteri PUPR berharap proses pembangunan feeder tol Dharmasraya-Rengat dipercepat dan pengerjaannya dapat dilaksanakan segera mungkin. Menurut dia, feeder tol akan membuka akses Kabupaten Dharmasraya dan sejumlah kabupaten dan kota di bagian tengah Sumatra ke Jalan Tol Trans Sumatra di lintas timur melalui Rengat.
Keberadaan feeder tol Dharmasraya-Rengat juga akan memperlancar jalur transportasi seperti memangkas waktu tempuh menuju Jakarta hingga 13 jam. "Jadi ini salah satu keuntungannya kalau saat ini Dharmasraya-Jakarta butuh waktu 24 jam. Bila feeder tol ini selesai dan tol tersambung dari Rengat hingga Lampung, hanya butuh waktu 13 jam. Begitu juga kita harapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat, ini tidak hanya berdampak terhadap perkembangan Dharmasraya, melainkan beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat dan Riau," ungkap dia menjelaskan.
Sebelumnya,Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dharmasraya, Junaedi Yunus mengatakan hasil prastudi kelayakan jalur feeder tol diusulkan dua alternatif trase yang dapat dipilih sebagai jalur tersebut. Ia menjelaskan trase pertama lebih pendek sepanjang 108 kilometer. Di Riau, trase ini diusulkan tersambung dengan tol Trans Sumatra di Belilas, Indragiri Hulu.
Trase kedua lebih panjang, yakni 134 kilometer. Jalur ini diusulkan tersambung dengan tol Trans Sumatra lebih ke utara dari usulan pertama, tepatnya, di Simpang Japura, Rengat, Inhu.
Menurutnya, Dharmasraya dan Inhu mengusulkan trase yang lebih pendek. Sementara, Pemkab Kuansing mengusulkan rute yang lebih panjang. Namun yang akan menentukan trase mana yang digunakan adalah Hutama Karya sebagai pelaksana.