Cerita Habib Husein Al-Haddad Dicaci Maki dari Jakarta Sampai Tegal
Beberapa hari terakhir, banyak orang memperingatkan haul Habib Husein al-Haddad.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepekan terakhir, ribuan orang merayakan haul Habib Husein bin Muhammad bin Tohir al-Haddad di sejumlah tempat. Mereka mengenang kearifan dan akhlak mulia alim kelahiran Geidun Yaman tersebut.
Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Habib Muhammad bin Husein al-Habsyi dalam berbagai kesempatan tentang almaghfur lahu. Alurnya sebagai berikut. Suatu hari Habib Husein menumpangi sepur dari Jakarta menuju Tegal Jawa Tengah.
Di sampingnya ada seorang penumpang lelaki duduk. Dia memulai pertanyaan. “Salam alaykum, nama Anda siapa.” Kemudian Habib Husein menjawab, “Abdullah.” Artinya hamba Allah. Benar, bahwa dirinya adalah orang yang mengimani Allah dan menyembah-Nya.
Kemudian si penumpang tadi melarang, “Kamu kalua ke Tegal jangan datang ke tempatnya, apalagi menemui Husein bin Muhammad. Dia itu musyrik, banyak mengamalkan bid’ah,” kata orang tersebut.
Meski difitnah macam-macam, Habib Husein yang mengaku sebagai Abdullah tidak menghardik orang tersebut. “Habib Husein bilang khair (baik)…” cerita Habib Muhammad.
Segala fitnah mengenai Habib Husein disampaikan sepanjang perjalanan dari Jakarta sampai Tegal. Ketika sampai di Tegal, ternyata orang itu ikut turun. Habib Husein terus menemaninya, bahkan mempersilakannya bertandang ke rumah. Di sana si orang yang memfitnah Habib Husein disuguhi makan, bahkan diberi oleh-oleh.
Kemudian oleh Habib Husein diantar ke tujuannya. Tiba di tempat tujuan, di sana sudah ada sekelompok orang. Mereka bertanya kepada si penumpang kereta yang memfitnah Habib Husein macam-macam. “Kamu diantar siapa?” orang itu menjawab, “Abdullah.”
“Itu Husein bin Muhammad yang musyrik dan banyak berbuat bid’ah,” kata sekelompok orang di sana.
Kemudian si penumpang tadi mengatakan, “Kamu yang musyrik, kamu yang sesat, bukan orang ini. Orang ini baik akhlaknya mulia,” kata orang tersebut.
Habib Muhammad menceritakan, pelajaran dari kisah ini, akhlak mulia sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW adalah kunci menebarkan kearifan Islam.
Habib Husein dikenal sebagai orang yang sangat tawadhu. Tak seperti banyak orang dari Timur Tengah yang mengenakan imamah putih. Dia lebih sering mengenakan peci putih dan tampil sederhana. Bahkan dia enggan menonjolkan jati dirinya sebagai sosok yang alim kepada jamaah (khumul). Lebih sering duduk di belakang, menyembunyikan diri dan melebur bersama banyak orang.