Pencapresan Prabowo Harga Mati, Ruang Negosiasi dengan PDIP Semakin Terbatas
Prabowo masih berharap, ada tokoh lain yang lebih powerful secara logistik.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik yang juga dosen Ilmu Politik & International Studies, Universitas Paramadina, A Khoirul Umam, menilai, langkah peresmian kantor Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gerindra, Sabtu (7/1/2023), merupakan pesan terbuka kepada para calon mitra koalisinya, bahwa Pencapresan Prabowo adalah 'harga mati' bagi Gerindra.
Dengan kata lain, ungkap Umam, Gerindra ingin menyampaikan ruang negosiasi kepada Gerindra untuk posisi calon wakil presiden (cawapres) semakin tertutup. Artinya, mustahil bagi Gerindra untuk menyetujui skema koalisi dengan menempatkan Prabowo sebagai Cawapres.
"Ini 'high call' Gerindra. Tentu hal ini akan berpengaruh pada semakin terbatasnya ruang negosiasi Gerindra dengan partai lain, terutama ketika bernegosiasi dengan PDIP yang masih membuka ruang koalisi bagi skema Capres-Cawapres dengan posisi Capres oleh PDIP dan Cawapres oleh Gerindra," kata Umam kepada wartawan, Ahad (8/1/2023).
Artinya, jelas dia, langkah peresmian Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra ini secara otomatis menolak skema Capres-Cawapres Ganjar-Prabowo ataupun Puan-Prabowo. Adapun skema koalisi Gerindra dengan PKB masih bisa memungkinkan berjalan. "Karena Cak Imin sendiri sebenarnya menerima posisi Cawapres Prabowo," imbuhnya.
Namun, Prabowo sendiri masih berharap, ada tokoh lain yang lebih powerful secara logistik, memiliki akar yang kuat dan berpengaruh secara politik. Terutama untuk memastikan Raihan kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024 mendatang.
Saat meresmikan Gedung Bappilu Partai Gerindra Sabtu kemarin, Prabowo menekankan kepada seluruh kader Partai Gerindra untuk bekerja keras memenangkan semua tingkatan pemilu pada 2024. Bukan hanya menang di tingkatan daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi, namun juga pusat, termasuk Pilpres 2024.
Kata dia, Partai Gerindra selaku organisasi partai politik harus bekerja keras, memanfaatkan sisa waktu, menyiapkan kader-kader, menyiapkan semua untuk menangkap semua aspirasi rakyat, untuk belajar kesulitan yang dihadapi oleh rakyat. "Kita harus beri solusi-solusi kepada rakyat dengan menempatkan wakil-wakil kita yang terbaik dan puncaknya adalah pemilihan presiden," kata Prabowo.