Harga Emas Dunia Bikin Silau, Bagaimana Emas Antam?

Pelaku pasar bertaruh The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps pada Februari.

Antara
Emas batangan Antam seri Imlek tahun 2023 Masehi/2574 Kongzili hadir dengan desain tiga dimensi (3D) pertama di Indonesia.
Rep: Retno Wulandhari Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dunia kembali menguat, seiring adanya sinyal perlambatan kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed. Perlambatan kenaikan tersebut diisyaratkan dengan pertumbuhan pekerjaan AS yang moderat.

Pada penutupan pasar Amerika Serikat Sabtu, (7/1/2023) harga emas dunia ditutup di level 1.866,78 dolar AS per troy ons. "Pada perdagangan hari ini, emas dunia akan diperdagangkan di rentang 1.855,454–1.872,30 dolar AS," kata Direktur PT Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi, Senin (9/1/2023).

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Nonfarm payrolls AS tumbuh sebesar 223 ribu pada Desember 2022, sekitar 40 ribu di bawah level November 2022. Pertumbuhan penggajian bulan lalu masih jauh di atas perkiraan para ekonom yang mencapai 200 ribu.

"Ini membuktikan pekerjaan berat yang dilakukan the Fed dalam mendinginkan pasar pekerjaan yang tidak terkendali dapat mendorong inflasi," kata Ibrahim.

Meski demikian, pelaku pasar masih bertaruh bank sentral akan melakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Februari 2023, setelah kenaikan 50 basis poin pada Desember 2022 dan empat kenaikan berturut-turut sebesar 75 basis poin antara Juni dan November 2022.

Suku bunga AS saat ini berada di puncak 4,5 persen setelah Fed menambahkan 425 basis poin ke suku bunga sejak Maret 2022. Sebelumnya, suku bunga memuncak hanya 0,25 persen karena bank sentral memangkasnya saat pandemi dimulai pada Maret 2020.

Sementara itu, harga emas batangan Antam juga mengalami kenaikan pada hari ini. Mengutip situs resmi Antam, harga satu gram emas batangan dibanderol Rp Rp 1.033.000 atau naik Rp 1.000 per gram dari hari kemarin yang dijual Rp 1.032.000 per gram.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler