Mengapa Megawati tak Undang Parpol Lain? Analis: PDIP Ingin Didekati, Bukan Mendekati
PDIP dinilai ingin meningkatkan daya tawarnya di hadapan partai lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan (PDIP) tidak mengundang partai politik (parpol) lain dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-50 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023) . Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyampaikan, acara HUT PDIP kali ini ditujukan untuk konsolidasi internal partai serta ajang temu kangen para kader dengan Megawati. Mereka sudah lama tidak berjumpa selama pandemi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Pengamat politik Dedi Kurnia Syah Putra, menilai tidak diundangnya Parpol lain dalam perayaan HUT PDIP merupakan salah satu strategi partai berlambang banteng tersebut untuk menakar bargaining power mereka. Terutama, terkait rencana atau strategi meningkatkan daya tawar untuk Pilpres 2024.
"Megawati sebagai ketua umum partai politik satu-satunya yang memiliki akses keterusungan di Pilpres 2004 melihat bahwa koalisi yang akan dibangun adalah koalisi yang seharusnya merapat ke PDIP, bukan PDIP yang kemudian membangun koalisi dengan partai-partai yang lain," ujar Dedi kepada Republika.co.id, Selasa (10/1/2023).
Menurutnya, dalam hal in Megawati menempatkan posisinya sebagai orang terkuat di PDI Perjuangan. Sekaligus menunjukan bahwa dia merupakan orang terkuat di koalisi pemerintah.
"PDI Perjuangan ingin melakukan konsolidasi internal yang lebih sulit untuk itu mereka tidak sedang tergesa-gesa membicarakan tentang Pilpres berkaitan dengan pencapresan, tetapi berbicara tentang strategi bagaimana PDI Perjuangan bisa menang," kata dia.
Diketahui, perayaan HUT PDIP ke-50 ini dilakukan sebagai bagian konsolidasi partai dalam rangka pemenangan pemilu sehingga sifatnya lebih ke internal guna memperkuat jati diri PDIP sebagai partai ideologi Pancasila dengan ciri kerakyatan, kebangsaan, dan keadilan sosial. Adapun tema yang diusung adalah: "Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam"; dengan Sub Tema: “Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya".