Di Tengah Gempuran Rusia, Pegawai Pembangkit Ukraina Berjuang Salurkan Listrik

Para pegawai ini membangun dinding pelindungdi sekitar trafo.

South Ukraine Nuclear Power Plant Press Offic
Dalam foto yang disediakan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina Selatan, jendela pecah terlihat di sebuah bangunan kawasan industri pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina Selatan setelah serangan roket Rusia 300 meter dari pembangkit dekat Yuzhnoukrainsk, wilayah Mykolayiv, Ukraina, Senin, September 19, 2022.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pegawai pembangkit tenaga listrik Ukraina membangun dinding pelindung di sekitar trafo yang masih tersisa dari serangan Rusia. Langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peluang bertahan dari serangan berikutnya.

Baca Juga


Jendela-jendela yang hancur di ruang kontrol pembangkit tenaga listrik ditambal dengan papan kayu dan karung-karung semen. Sehingga resiko kematian operator yang mengawasi yang alat ukur, layar, lampu, dan kenop selama 24 jam satu minggu, dari serangan Rusia lebih kecil.

"Selama ada peralatan yang dapat diperbaiki, kami akan bekerja," kata direktur pembangkit listrik pada kantor berita Associated Press (AP), Kamis (12/1/2023).

Dalam laporannya AP tidak menyebutkan lokasi pembangkit listrik itu karena pejabat pemerintah Ukraina mengatakan detail itu dapat membantu militer Rusia. Direktur pembangkit listrik dan pegawainya juga menolak disebutkan namanya untuk alasan yang sama.

Pembangkit listrik tidak bisa beroperasi tanpa operatornya sehingga mereka mengenai rompi anti-pelur dan helm selama serangan rudal. Para operator pun dapat bertahan di pos masing-masing dan tidak ikut ke tempat perlindungan bersama pegawai lainnya.

Setiap serangan udara Rusia dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar, menimbulkan lubang yang lebih besar dan merusak lebih banyak tembok yang sudah rusak karena ledakan. Selain itu juga menimbulkan pertanyaan berapa lama lagi para pekerja energi dapat terus menyalurkan listrik ke rumah-rumah dan penghangat di musim dingin dengan suh di bawah nol.

Meski tantangan yang berat dan terkadang mengorbankan nyawa, mereka tetap berusaha menyalurkan listrik. Mereka mempertahankan pembangkit listrik tengan dedikasi, keberanian, kecerdikan dan persediaan suku cadang.

Setiap watt yang berhasil mereka salurkan ke jaringan listrik menolak kalah dari invasi Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah berlangsung selama 11 bulan. Rusia ingin menghancurkan semangat rakyat Ukraina dengan membawa negara itu ke musim dingin yang gelap dan membekukan.

Pada dasarnya listrik menjadi harapan bagi Ukraina dan pegawai pembangkit listrik tidak akan membiarkan harapan itu mati. Dalam pikiran mereka pembangkit listrik bukan hanya tempat listrik disalurkan.

Selama berpuluh-puluh tahun mereka merawat turbin yang berputar, kabel-kabel tebal dan pipa yang berbunyi menjadi sesuatu yang telah mereka cintai dan ingin mereka jaga untuk tetap hidup. Melihat pembangkit listrik itu perlahan-lahan tapi sistematis rusak oleh serangan-serangan Rusia menyakitkan bagi mereka.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler