Pengamat: Berat Bagi PDIP Jika tak Berkoalisi di Pilpres 2024

Partai nasionalis dinilai harus berkoalisi dengan partai Islam jika ingin menang.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pakar Politik Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati, menilai tidak mudah bagi PDIP jika mengusung calon presiden (capres) tanpa berkoalisi dengan partai lain. Mada mengatakan, setidaknya PDIP harus menggandeng unsur lain tidak hanya nasionalis saja.

"Representasi indonesia itu ya harus ada unsur Nasionalisnya, harus ada unsur Islamnya. Berat sekali kalau pasangan capres dan wapres hanya dari satu unsur, misalnya Nasionalisme saja atau Islam saja itu berat sekali karena ya itu tidak mencerminkan keberagaman dalam Indonesia," kata Mada kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).

Sebagai partai pemenang pemilu 2019 lalu, PDIP merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung calonnya sendiri di Pilpres 2024. Namun menurut Mada, langkah PDIP akan berat apabila tidak berkoalisi dengan partai lan.

"Jadi akan menjadi pertaruhan besar kalau sebuah partai politik akan over confidence kalau kemudian mencalonkan dari satu unsur," ujarnya.

Karena itu menurutnya baik partai nasionalis maupun partai Islam harus saling berkoalisi jika ingin menang dalam Pilpres 2024. Jika Nasionalis-Islam tidak saling berkoalisi, menurutnya selain sulit menang, kompetisi juga menjadi tidak sehat bagi demokrasi.

"Saya kira justru tidak sehat lah secara substansi kalau kemudian nanti kontestasinya adalah paslonnya dari satu unsur melawan paslon dari berbagai unsur, menurut saya tidak sehat juga untuk demokrasi," tuturnya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler