Capres PDIP, Puan: Bukan Berarti Harus Puan Maharani

Ketua DPR Puan Maharani sebut capres PDIP bukan berarti harus dirinya.

Republika/Putra M. Akbar
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. Ketua DPR Puan Maharani sebut capres PDIP bukan berarti harus dirinya.
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Bidang Politik, Puan Maharani, merasa yakin Megawati Soekarnoputri akan memilih kader terbaik untuk diusung sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Menurut Puan, Megawati mempunyai pertimbangan sendiri untuk itu dan status sebagai anak tak semerta-merta membuatnya harus dipilih.

Baca Juga


"Ini bukan urusan anak. Ini urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara. Dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi bukannya berarti harus Puan Maharani," ujar Puan dikutip dari siaran Youtube, Jumat (13/1/2023).

Puan menyatakan, pandangan yang melihat dia memiliki hak istimewa sebagai anak dari Megawati merupakan pandangan tidak benar. Dia mengaku tidak mempunyai hak istimewa. Bahkan soal penugasan, Puan menerangkan, Megawati benar-benar memberikan tugas atau amanah kepadanya berdasarkan segala pertimbangan, bukan karena dia meminta lalu dikabulkan.

"Semua penugasan yang diberikan kepada saya bukan karena saya minta, tapi memang karena memang Bu Mega menugaskan, memberikan amanah," terang Puan.

Karena itu, ketika diberikan tugas, Puan menjalaninya dengan tujuan bukan untuk berguna bagi dirinya sendiri maupun keluarganya saja, tapi untuk bangsa dan negara. Tugas yang dia emban selama ini, kata dia, juga ditujukan untuk dapat berguna bagi perempuan-perempuan Indonesia di mana pun mereka berada.

"Bukan melulu tentang anak. Bukan. Tapi ya seorang kader yang dianggap mumpuni dan bisa, mampu, untuk ditempatkan dalam posisi tertentu," jelas Puan.

Ketua DPR itu mengatakan, tugas yang dipercayakan oleh Megawati harus dibuktikan dengan kerja keras, bukan hanya duduk saja menikmati karpet merah. Dia menyatakan, tidak gampang untuk menjadi seorang Puan hari-hari ini. Tugas-tugas yang diberikan harus dianggap sebagai tantangan untuk ditaklukkan dengan perjuangan.

"Aduh, berat. Bukannya gampang untuk menjadi seseorang Puan hari ini. Saya tentu saja harus membuktikan. Apa saya bisa? Apa saya mampu? Tapi itu menjadi tantangan, ya harus bisa, harus mampu, harus berjuang, dan harus banyak belajar dan yang kita tunjukkan bahwa kita bisa," jelas dia.

Wanita berusia 49 tahun itu juga mengungkapkan, sosok Megawati sangat berbeda ketika menjadi seorang Ketua Umum PDIP dengan menjadi seorang ibu. Saat menjadi seorang ketua umum partai, percakapan yang terjadi tak jauh dari berbagai persoalan bangsa dan negara. Bahkan tak jarang mereka berdebat ketika melakukan pembahasan tersebut.

"Kalau udah urusan kerjaan, urusan hal-hal yang berbau atau berkaitan dengan bangsa dan negara, kita saklek berdiskusi bahkan sampai seringkali berdebat dan saya merasa tidak ada previlege untuk saya," tutur Puan.

Dia kemudian kembali memastikan, Megawati memilih calon presiden untuk Pemilu 2024 bukan berdasarkan hubungan orang tua dan anak, melainkan dengan melihat seorang kader yang benar-benar memiliki kompetensi dan kapabilitas. Seorang Puan, kata dia, hanya kebetulan saja menjadi seorang anak Ketua Umum PDIP.

"Saya seorang kader yang kebetulan anaknya Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri. Tapi saya kader. Jadi yang harus disampaikan adalah seorang kader yang memang kemudian dipilih karena punya kompetensi dan kapabilitas," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler