Jangan Menunda Ibadah karena Ajal Datang Bisa Kapan Saja

Kehidupan akhirat lebih baik dan kekal ketimbang dunia.

Pixabay
Jangan Menunda Ibadah karena Ajal Datang Bisa Kapan Saja
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengingatkan agar jangan menunda-nunda ibadah dan amal baik. Karena bisa jadi ajal datang ketika seseorang belum sempat melakukan ibadah dan amal baik.

"Menunda amalan untuk menunggu waktu luang adalah bentuk kebodohan jiwa." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)

Kebiasaan kamu menunda ibadah dan amal kebajikan yang dicintai oleh Allah SWT ketika waktunya tiba, tapi malah kamu menunggu waktu luang adalah bentuk kebodohan jiwa. Fenomena ini banyak ditemui dalam masyarakat Muslim.

Misalnya ke­tika adzan berkumandang, sedang­kan kamu sedang sibuk mengerjakan pekerjaan di kantor, maka kamu sengaja menunda sholat demi menyelesaikannya. Contoh lainnya, ketika harta sudah mencapai nisab dan haul, kemudian kamu sengaja menundanya sampai ada waktu luang untuk membe­rikannya kepada badan amil zakat. Ketika keuangan sudah men­cukupi dan kemampuan sudah terpenuhi, kemudian kamu menunda ibadah haji demi pekerjaan yang tidak ada habisnya.

Semua ini adalah bentuk kebodohan yang nyata. Siapa yang tahu, kamu akan meninggal sebelum sempat mengerjakannya. Ajal ada di tangan Allah SWT, tidak ada yang tahu secara pasti waktu terjadinya. Jika ajal sudah menghampiri maka tidak ada yang bisa menghindarinya.

Ajal mampu menembus benteng yang kuat, dan menembus penjagaan yang ketat. Oleh karena itu, kamu harus menjalankan ibadah tepat pada waktunya. Jangan menunda-nunda. Waktu adalah barang berharga, bahkan waktu adalah hidup. Ketika kamu melalaikannya, berarti kamu berada di tepi jurang kematian.

Waktu adalah pedang, jika kamu tidak menggunakannya untuk memotong maka waktu akan memotong kamu. Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Athaillah. Menurutnya, orang yang menunda-nunda ibadah dan amal baik karena beberapa hal.

Di antaranya, karena mengutamakan duniawi. Padahal Allah SWT menyampaikan bahwa kehidupan akhirat lebih baik dan kekal ketimbang dunia. Kemudian karena kebodohan orang tersebut, ia sendiri tidak bisa menjamin apakah akan sempat melakukan ibadah dan amal baik sesuai yang direncanakannya atau ajal lebih dulu datang kepadanya.

Orang yang berilmu mengatakan, jangan menunda sampai besok sesuatu yang bisa kamu kerjakan hari ini. Waktu sangat berharga maka jangan kamu habiskan waktu dengan kegiatan yang tidak berharga.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler