Cegah Genk Motor, Disdik Jabar Minta Kepala Sekolah dan Orang Tua Deteksi Dini

Pelakunya kerap diidentikan dengan genk motor yang anggotanya masih pelajar SMP-SMA.

Istimewa
Kadisdik Jabar, Dedi Supandi
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tindakan kriminal di malam hari marak terjadi di berbagai daerah di Jabar. Pelakunya, kerap diidentikan dengan genk motor yang anggotanya ternyata masih usia pelajar SMP dan SMA.

Baca Juga


Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jabar, Dedi Supandi, untuk mencegah agar pelajar tak terlibat genk motor, pihaknya sudah menyampaikan ke pengawas dan kepala sekolah agar masing-masing pengawas sekolah menyebarkan pesan berantai kepada para orang tua untuk melakukan deteksi dini.

 

Polresta Cirebon melakukan sweeping ke sarang geng motor di wilayah timur, tengah, dan barat Kabupaten Cirebon. Hasilnya, puluhan anggota geng motor dari berbagai kelompok berhasil diamankan. - (Polresta Cirebon)

 

"Jadi, memang deteksi dini sebetulnya di keluarga tetapi di sekolah pun juga kita ada larangan, makanya di setiap sekolah ada tata tertib," ujar Dedi kepada wartawan di Gedung Sate, Senin (16/1).

Menurut Dedi, tata tertib tersebut dibuat oleh sekolah yang melarang siswanya masuk genk motor. Kedua, pihaknya melakukan pembinaan terutama berkaitan dengan sekolah-sekolah toleransi, anti radikalisme dan anti perundungan.

"Kami sebentar lagi akan melaunching sistem anti bully. Jadi, bagi siswa siswi di Jawa Barat kalau sampai terjadi peristiwa seperti itu tak boleh dan sebagainya. Silakan, nanti masukin ke sistem akan ditangani langsung oleh kita jadi bagian deteksi dini," paparnya.

Upaya ketiga, kata Dedi, menggiatkan pembelajaran siswa dengan ekstrakurikuler yang positif. "Jadi ketika di sekolah kalau masuk genk motor ada sangsinya. Kalau sekolah itu tata tertib yakni norma yang dibuat di setiap sekolah," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler