WEF Luncurkan Dana Rp 45 Kuadriliun untuk Atasi Perubahan Iklim

Inisiatif pendanaan perubahan iklim didukung oleh lebih dari 45 mitra.

AP Photo/Markus Schreiber
Logo Forum Ekonomi Dunia ditampilkan di jendela selama Pertemuan Tahunan Forum di Davos, Swiss Selasa, 17 Januari 2023. Pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia berlangsung di Davos dari 16 Januari hingga 20 Januari 2023.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Selasa (17/1/2023) waktu setempat meluncurkan inisiatif untuk membuka pendanaan 3 triliun dolar AS (sekitar Rp 45,51 kuadriliun) yang dibutuhkan setiap tahun untuk mengatasi perubahan iklim dan kerusakan alam.

Baca Juga


Inisiatif yang dinamai The Giving to Amplify Earth Action (GAEA) itu didukung lebih dari 45 mitra dari kalangan dermawan, lembaga publik, dan sektor swasta, kata WEF dalam pernyataannya.

WEF menyatakan, krisis energi dan kesulitan biaya hidup yang saat ini terjadi menunjukkan, ambisi untuk mencegah suhu bumi naik menjadi 1,5 derajat Celsius belum menemui kejelasan. "Pendanaan saat ini lambat dan tidak mencukupi sehingga diperlukan pendekatan baru untuk mengalirkan modal," kata WEF dalam siaran pers.

Dalam pernyataan itu juga disebut, pemberian dari kalangan filantropis dapat mengatasi masalah pendanaan itu. "Kita berada di titik kritis dalam upaya mengembalikan planet ini ke jalurnya demi memenuhi ambisi iklim kita," kata pendiri sekaligus ketua eksekutif WEF, Klaus Schwab.

"Untuk mencapai kecepatan dan skala yang dibutuhkan untuk memulihkan bumi, kita perlu membuka (pendanaan) tidak hanya dari modal swasta dan dana pemerintah, tetapi juga kalangan filantropi sebagai kekuatan untuk mencapai percepatan yang diperlukan," kataya.

Meskipun pendanaan untuk mengatasi perubahan iklim dari kalangan filantropis meningkat dalam beberapa tahun terakhir, jumlah keseluruhan dana yang dikumpulkan pada 2021 mencapai 810 miliar dolar AS (sekitar Rp 12,28 triliun) pada 2021. Namun hanya dua persen dari jumlah itu yang digunakan untuk mengurangi emisi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler