Guru Ngaji Korban Gempa Cianjur ini Terima Hunian Sementara dari JQR 

Uniknya hunian ini memiliki bentuk segitiga yang simpel dan elegan. 

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah anak bermain di depan tempat darurat untuk hunian di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Senin (9/1/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response membangun 20 hunian sementara atau tempat darurat untuk hunian warga terdampak gempa bumi di kawasan tersebut.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jabar Quick Response (JQR) telah berhasil membangun hunian sementara sebanyak 20 unit untuk warga terdampak gempa Cianjur. Uniknya hunian ini memiliki bentuk segitiga yang simpel dan elegan. 

Baca Juga


Dibalik keunikan bentuknya, hunian sementara ini didesain tahan gempa yang ramah bagi warga. Bahan dan tiang bangunan terbuat dari baja ringan yang dapat dibongkar pasang.

Menurut Koordinator Unit Disaster Jabar Quick Response, Syehabudin, pembangunan hunian sementara ini merupakan salah satu dari 8 program JQR untuk fase percepatan pemulihan rehabilitas dan rekonstruksi yang diberi nama 'Berteduh' atau akronim dari 

Untuk tahap awal, kata Syehabudin JQR sendiri telah membangun 20 unit rumah atau hunian sementara di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Cianjur.

"Sampai hari ini, JQR telah membangun hunian sementara percontohan di Kampung Surupan sebanyak 20 unit, ada dua tipe, yakni tipe 1 yang bisa di huni untuk 1 KK dan tipe 2 bisa dihuni untuk 2 KK," ujar Syehabudin, Rabu (18/1). 

Syehabudin menjelaskan, rumah hunian sementara ini bentuknya unik, karena JQR sebelumnya telah melakukan diskusi dengan pakar kegempaan. Yakni, mulai dari arsitekturnya dan pakar kebencanaan. 

"Bangunannya dirancang untuk tahan gempa,  bentuknya itu bisa jadi rumah tumbuh, jika warga akan membangun jadi hunian tetap bisa dibangun kembali atau berlanjut, jika direlokasi juga warga bisa menggunakan bahan bangunannya karena bisa di bongkar pasang," paparnya. 

Syehabudin mengaku, untuk pembangunan rumah hunian sementara ini, rencana targetnya sebanyak 1.000 unit yang akan dibangun untuk warga. Hal itu guna untuk proses percepatan pemulihan bagi warga terdampak gempa Cianjur. 

"Harapannya setelah rumah diberikan kepada warga, semoga warga Cianjur pulih, dan warga bisa beraktifitas seperti biasa. Mereka juga sehari-harinya tidak tinggal di tempat pengungsian," katanya. 

Sementara itu Guru Ngaji di Cianjur Muhammad Alinudin bersama keluarganya merasa bersyukur dan terima kasih kepada Jabar Quick Response yang terlibat pembuatan pembangunan rumah hunian sementara. 

Kini menurut, Ali panggilan Muhammad Alinudin, dirinya bersama istri dan kelima anaknya sudah memulai memindahkan peralatan rumah yang bisa terselamatkan ke dalam hunian sementara yang telah berdiri.

Ali mengatakan, sebelumnya bersama keluarganya tinggal di tenda selama hampir tiga pekan lamanya. Mulanya, Ali membuat tenda darurat pascagempa kemarin yang berlokasi di sawah selama satu pekan. Lalu pindah ke bekas rumahnya yang sudah diratakan. 

Rumah Ali sendiri, dulunya biasa dijadikan tempat belajar membaca Alquran anak-anak. "Semenjak gempa, pembelajaran itu sempat terhenti. Mulai hari Jumat besok rencananya pengajian anak-anak akan dimulai kembali," kata Ali. 

Ali mengucapkan, terima kasih kepada Jabar Quick Response dan relawan yang telah memberikan bantuan rumah hunian sementara untuk keluarga. Menurutnya, rumah ini sangat diperlukan, sebab jika terus menerus tinggal di tenda pengungsian dirinya was-was soal kesehatannya. 

"Tidak bisa berkata-kata, banyak terima kasih kepada JQR dan seluruh relawan, rumah ini sangat dibutuhkan untuk saya dan keluarga saya, serta rumah ini juga rencananya akan langsung diadakan tempat pengajian," paparnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler