Sri Mulyani Harap Kemenkeu Kembangkan Talenta untuk Hadapi Ujian

Tahun ini, Menkeu sebut talenta Kemenkeu harus hadapi 4 ujian dan cobaan

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai pengelola keuangan negara bisa terus mengembangkan talentanya melalui berbagai cara untuk menghadapi empat level ujian dan cobaan.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai pengelola keuangan negara bisa terus mengembangkan talentanya melalui berbagai cara untuk menghadapi empat level ujian dan cobaan.


"Kita perlu terus memperkuat, mengembangkan, mencari, dan memelihara talenta dan kepemimpinan di Kemenkeu," ungkap Sri Mulyani dalam "Workshop Pengembangan Talent", seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Ia menjelaskan empat level ujian dan cobaan tersebut yakni pertama, geopolitik dan ekonomi global, yang harus dipahami oleh seluruh talenta Kemenkeu. Kemenkeu sebagai pengelola keuangan negara harus memahami lingkungan global yang akan terus berubah, dinamis, dan kadang-kadang bahkan sangat drastis.

Kemudian level kedua adalah perekonomian Indonesia. Kemenkeu harus paham perekonomian Indonesia lantaran keuangan negara merupakan alat negara dan instrumen untuk mengelola perekonomian Tanah Air.

Maka dari itu, kepemimpinan Kemenkeu yang selalu paham, waspada, dan memiliki kompetensi untuk melihat arah dari kebijakan keuangan negara sangat dibutuhkan untuk kualitas pertumbuhan dan kesetaraan.

Level ketiga, lanjut Menkeu, yakni Kemenkeu harus didukung dengan organisasi yang struktur bisnis dan model bisnis proses yang mumpuni dan menjawab berbagai tantangan. Lalu level keempat yaitu didukung oleh personalitas talenta yang menjadikan organisasi Kemenkeu menjadi institusi yang siap dengan tujuan dan tantangan, tanggung jawab, dan mampu melihat perubahan.

Untuk menghadapi berbagai level tantangan, Sri Mulyani pun meminta talenta dan pimpinan Kemenkeu dapat menerapkan filosofi dari Ki Hajar Dewantoro, yaitu, ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karsa, tut wuri handayani.

"Jadi itu bukan filosofi baru, itu sudah disampaikan oleh banyak sekali orang bijak. Artinya itu menggambarkan dari masa ke masa organisasi selalu membutuhkan pemimpin dan kepemimpinan yang mampu bergerak di depan, di tengah, dan di belakang," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler