Sampah di Tasikmalaya Menumpuk Akibat Kendaraan Pengangkut Rusak
Penumpukan sampah di sejumlah tempat itu terjadi sejak sepekan terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penumpukan sampah terjadi di sejumlah tempat pembuangan sampah sementara (TPS) Kota Tasikmalaya. Penumpukan itu terjadi lantaran terdapat sejumlah kendaraan pengangkut sampah yang rusak.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, penumpukan sampah itu terjadi di TPS Pasar Pancasila, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Di tempat itu, sampah yang menumpuk di dua kontainer masih belum terangkut hingga Jumat (27/1/2023) siang.
Tak hanya di TPS Pasar Pancasila, penumpukan sampah juga terjadi di TPST Pasar Kidul, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Penumpukan sampah di tempat itu bahkan hampir meluap ke jalan raya.
Salah seorang petugas di TPST, Tata, mengatakan, penumpukan sampah itu terjadi sejak sepekan terakhir. Penyebabnya, wadah sampah yang ada di tempat itu kurang. Selain itu, saat ini, terdapat sejumlah kendaraan pengangkut sampah yang rusak.
"Kendalanya wadah. Di sini biasanya ada enam unit, tapi sekarang hanya ada satu. Lalu sekarang mobil di bengkel belum beres, soalnya banyak yang rusak," kata dia kepada Republika.co.id, Jumat (27/1/2023) siang.
Alhasil, terjadi penumpukan sampah sejak sepekan terakhir. Pasalnya, pengangkutan sampah harus menunggu mobil pengangkut dari jalur lain yang selesai. Apabila mobil pengangkut lain tidak ada yang selesai, sampah menjadi tidak terangkut.
Menurut Tata, sampah di TPS Pasar Kidul biasanya diangkut sebanyak enam kali sehari. Namun, saat ini pengangkutan hanya dilakukan dua kali sehari.
"Apalagi di TPA Ciangir juga antre untuk menurunkannya, karena alat berat di sana terbatas," kata dia.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Feri Arif Maulana, mengatakan, terjadinya penumpukan sampah itu terjadi karena kurangnya sarana dan prasarana. Dia mencontohkan, pihaknya masih kekurangan kontainer untuk wadah sampah di TPS.
Selain itu, sejumlah truk pengangkut mengalami kerusakan. "Truk pengangkut ada yang mogok. Sudah seminggu mogok," kata dia.
Feri mengatakan, saat ini terdapat sekitar 30 unit truk pengangkut yang tersedia di Kota Tasikmalaya. Namun, sebanyak tiga unit di antaranya sedang mengalami kerusakan. "Kita upayakan perbaikan secepatnya," ujar dia.
Ihwal penumpukan sampah di TPS Pasar Kidul, ia mengatakan, volume sampah yang masuk ke tempat itu memang cukup tinggi. Sementara volume sampah yang dapat diangkut terbatas. Alhasil, sering terjadi penumpukan di TPS Pasar Kidul.
Namun, dia mengatakan, saat ini pihaknya sedang berupaya untuk mengatasi penumpukan sampah yang terjadi di TPS Pasar Kidul. Bahkan, pihaknya telah menyediakan alat berat di untuk mengangkut sampah di tempat itu.
"Sekarang kami tuntaskan pakai alat berat," kata dia
Kendati demikian, Feri mengatakan, pada tahun ini pihaknya berencana menambah sarana dan prasarana. "Salah satunya pengadaan kontainer delapan unit, truk amrol satu unit, truk satu unit, dan alat berat untuk di TPA Ciangir. Mudah-mudahan tidak ada refocusing," kata dia.
Penutupan TPS ilegal
Upaya dalam mengatasi masalah sampah di Kota Tasikmalaya tak hanya dengan menambah sarana prasarana. Dalam sejak beberapa bulan terakhir, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga fokos memberantas TPS ilegal.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, mengatakan, pihaknya telah menutup 52 titik TPS ilegal. Mayoritas TPS yang telah ditutup tidak lagi berserakan sampah. Namun, ia mengakui beberapa titik kembali kotor.
"Alhamdulillah mayoritas sudah tidak lagi kotor. Asalkan disediakan tempat yang benar," kata dia.
Cheka mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan di lapangan. Apabila diperlukan, wadah tempat sampah akan ditempatkan di bekas TPS ilegal.