Waduuuh...Harga Beras Mahal, Konsumen Kurangi Pembelian
Kenaikan harga beras yang biasanya Rp 200 - Rp 500, saat ini mencapai Rp 1.000 per kg
REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dua bulan menjelang Ramadhan 2023, harga kebutuhan pokok terus meningkat. Salah satunya, harga beras yang terus merangkak naik.
Dampaknya, tak hanya memberatkan konsumen, namun juga pedagang. Apalagi, penjualan beras mereka mengalami penurunan.
Seorang pedagang beras di Pasar Kramat, Kota Cirebon, Herman (57 tahun), mengatakan, kenaikan harga beras terus terjadi sejak Desember 2022. Bahkan, kenaikan harga beras yang biasanya hanya Rp 200 - Rp 500 per kilogram, saat ini mencapai Rp 1.000 per kilogram.
‘’Jadi bukan lagi naik harga ya, tapi berubah harga,’’ kata Herman, Rabu (1/2/2023).
Herman menjelaskan, beras termurah yang kini dijual di kiosnya adalah Rp 12 ribu per kilogram. Padahal dulu, beras termurah di kiosnya bisa dibawah Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan untuk harga beras premium yang dijualnya seharga Rp 13 ribu per kilogram.
Herman mengatakan, meski harga beras naik, namun hal itu tidak membuat keuntungannya menjadi bertambah. Apalagi, konsumen kebanyakan memilih untuk mengurangi pembelian berasnya.
‘’Ya mereka masih tetap beli beras karena kan kebutuhan pokok. Cuma pembeliannya saja yang menurun,’’ terang Herman.
Hal itu diakui seorang ibu rumah tangga, Widyawati (38). Dia mengatakan, meski harga beras mahal, namun dia tetap membelinya karena untuk memenuhi kebutuhan makan anggota keluarganya.
‘’Ya mau bagaimana lagi, kita kan butuh beras buat makan. Jadi walau harganya mahal, mau tidak mau tetap harus beli,’’ cetus Widyawati, saat ditemui sedang membeli beras di kios milik Herman
Namun, Widyawati mengaku, mengurangi pembelian berasnya. Biasanya, dia membeli beras sekaligus satu karung isi 25 kilogram. Beras tersebut untuk kebutuhan makan keluarganya selama sebulan. Namun saat ini, dia memilih, membeli beras sebanyak sepuluh kilogram.
‘’Ya belinya sedikit dulu, kalau habis baru beli lagi. Kali saja nanti harganya sudah turun,’’ pungkas Widyawati.