Kenaikan PMI Manufaktur Indonesia Tunjukkan Daya Tahan Ekonomi Nasional

PMI manufaktur Indonesia lampaui Malaysia, Vietnam, Korsel, Taiwan.

Tahta Aidilla/Republika
Pengunjung mendatangi stand dalam pameran Manufacturing Indonesia 2022 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Kamis (1/12/2022). Pameran yang berlangsung mulai hari ini hingga 3 Desember 2022, bertempat di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Event berskala internasional yang mengangkat tema Solusi Keberlanjutan untuk Industri Manufaktur (Sustainable Solutions for the Manufacturing Industry) ini mencakup ekshibisi pada mesin, peralatan, material dan jasa yang melibatkan 800 lebih peserta pameran dari 33 negara/wilayah. Foto: Tahta Aidilla/Republika
Rep: Iit Septyaningsih Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, sektor manufaktur nasional konsisten ekspansif selama 17 bulan berturut-turut di tengah dinamika perekonomian dunia. Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari 2023 tercatat naik menjadi 51,3 dari Desember 2022 sebesar 50,9.

Dikatakan, Indonesia harus tetap opt­imis dengan menjaga sisi permintaan, serta melakukan tindak lanjut hilirisasi dan pengembangan ekosistem di sektor manufaktur.

Baca Juga


“Sektor manufaktur yang tetap berada di zona ekspansi menunjukkan daya tahan perekonomian Indonesia di tengah gejolak global dan perlambatan manufaktur yang terjadi di berbagai negara,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam rilisnya, Kamis (2/2/2023).

PMI manufaktur Indonesia pada Januari 2023 mampu melampaui Malaysia 46,5, Vietnam 47,4, Korea Selatan 48,5, Taiwan 44,3, dan Amerika Serikat 46,8. Sementara, tren ekspansif pada Januari 2023 juga ditunjukkan beberapa negara lain di kawasan ASEAN yaitu Filipina 53,5 dan Thailand 54,5.

“Output dan permintaan baru di Indonesia mengalami pertumbuhan tercepat dalam tiga bulan terakhir. Itu karena permintaan dalam negeri yang tetap kuat,” ujarnya.

Walau permintaan dari sisi ekspor masih agak tertahan, kata dia, namun peningkatan permintaan domestik mampu mendorong perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian barang input. Secara keseluruhan, optimisme pelaku usaha di awal tahun 2023 ini meningkat dibandingkan akhir tahun lalu.

Hal tersebut, lanjutnya, tercermin dari peningkatan stok barang input. Selain itu, harga barang input mengalami penurunan walaupun disrupsi pasokan masih terjadi.

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence Jingyi Pan mengatakan, PMI manufaktur Indonesia pada awal tahun ini menunjukkan menunjukkan perbaikan. Tercatat, baik output maupun permintaan baru mengalami kenaikan pada Januari 2023 pada laju tercepat selama tiga bulan dengan pertumbuhan secara fraksional lebih baik dari segi penjualan.

“Ekspansi produk diperkuat oleh penjualan yang lebih baik. Ini merupakan pertanda positif untuk sektor," ujar dia dalam keterangan resmi S&P Global.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler