Aktivitas Manufaktur dan Jasa China Merangkak Naik

Gangguan ekonomi karena Covid-19 lebih kecil dibandingkan yang diperkirakan ekonom.

Chinatopix via AP
Para pekerja berbaris untuk menjalani tes COVID-19 di pabrik Foxconn di Wuhan di provinsi Hubei, China tengah pada 5 Agustus 2021. Data pemerintah China menunjukkan aktivitas ekonomi Negeri Tirai Bambu kembali tumbuh pada bulan Januari.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Data pemerintah China menunjukkan aktivitas ekonomi Negeri Tirai Bambu kembali tumbuh pada bulan Januari. Setelah gelombang infeksi Covid-19 melanda negara itu lebih cepat dari yang diduga setelah China memutuskan mencabut sebagian besar peraturan pandemi.

Baca Juga


Pada Selasa (31/1/2023) Biro Statistik Nasional China (NBS) mengatakan indeks yang mengukur aktivitas manufaktur, purchasing managers' index (PMI) naik dari 47,0 pada bulan Desember menjadi 50,1 pada Januari. Jajak pendapat Reuters menemukan para ekonom memprediksi PMI China pada bulan ini naik 48.0.

Poin 50 memisahkan antara kontraksi dengan pertumbuhan. Aktivitas nonmanufaktur seperti jasa, contohnya industri konstruksi dan katering naik dari 41,6 pada bulan Desember menjadi 54,4 bulan ini.

Sebelumnya indeks aktivitas manufaktur dan nonmanufaktur menunjukkan ekonomi China mengalami kontraksi sejak bulan September.

Data ini salah satu dari indikator pertama NBS bagaimana pemerintah China mengelola ekonominya sejak mengakhiri peraturan ketat Covid-19 dan selama musim liburan panjang Imlek yang berakhir Jumat (27/1/2023) lalu.

Kepala epidemiologis China mengatakan 8 persen rakyat China telah terinfeksi Covid-19 sebelum gelombang infeksi melanda. Gangguan ekonomi karena wabah juga lebih kecil dibandingkan yang diperkirakan ekonom.

Konsumsi selama musim liburan Imlek 12,2 persen lebih tinggi dibanding musim liburan tahun lalu. Sementara perjalanan wisata di dalam negeri China lain 74 persen. Masyarakat China menggelar perayaan Imlek tanpa batasan peraturan pandemi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

Pada Sabtu (28/1/2023) kabinet China berjanji akan mempromosikan konsumsi sebagai pendorong utama ekonomi dan meningkatkan import. Manufaktur China kesulitan dengan mendinginnya permintaan.

Ekspor China tahun lalu 9,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pabrik-pabrik di China mencoba mempertahankan pegawainya selama musim liburan demi menutupi kerugian akibat Covid-19 tahun lalu.

Pengusaha ritel Inggris yang mengambil produk dari China Kevin Whyte mengatakan mitra pabriknya di China menawarkan pegawai mereka bonus bagi yang ingin mempersingkat waktu liburannya tahun ini.

PMI resmi gabungan aktivitas manufaktur dan jasa naik dari 42.6 pada bulan Desember menjadi 52.9 pada bulan Januari. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler