7 Fakta Seputar Isra Miraj yang Terjadi pada Rajab Ini Penting Diketahui Muslim

Isra Miraj menurut pendapat kuat terjadi pada Rajab

Republika.co.id
Ilusrtrasi Rajab. Isra Miraj menurut pendapat kuat terjadi pada Rajab
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pada Rajab, sebuah peristiwa yang benar-benar ajaib terjadi, yang dikenal dengan Isra Miraj.

Baca Juga


Melansir laman aboutislam.net, setidaknya terdapat enam hal yang terkait dengan Isra Miraj, yaitu sebagai berikut: 

Pertama, perjalanan fisik. Seluruh perjalanan Isra dan Miraj bukan hanya perjalanan spiritual, melainkan merupakan perjalanan fisik sebagaimana telah dibuktikan dari teks Alquran dan dari banyak hadits.

Kedua, waktau Isra dan Miraj yang sangat singkat. Melihat surat Al Isra ayat 1, kita sampai pada kesimpulan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dengan tubuh fisiknya melalui dunia.

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjid Al Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Mahamendengar lagi Mahamengetahui.  

Selanjutnya, dengan kebesaran kekuatan tersembunyi mampu menyelesaikan perjalanan ini dalam rentang waktu yang sangat singkat.

Kedua, al-Isra'. Isra atau perjalanan malam, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa. Inilah perjalanan yang dengan jelas dirujuk dalam Alquran, dalam ayat-ayat yang baru saja dikutip di atas.

Ketiga, al-Mi'raj. Miraj (Kenaikan) adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW ke surga di mana dia naik dari Bait al Maqdis, Kubah Batu, melalui berbagai langit sampai dia mencapai apa yang dikenal sebagai Sidratul Muntaha.

Keempat, Al-Bayt al-Ma'mur. Ketika Nabi Muhammad SAW naik ke langit ketujuh, dia bertemu dengan Nabi Ibrahim AS. 

Nabi Muhammad SAW melihat Ibrahim membelakangi al-m Bayt al-Ma'mur. Setiap hari 70 ribu malaikat pergi ke sana lalu keluar darinya, dan tidak pernah kembali. 

Keesokan harinya 70 ribu malaikat lainnya pergi, keluar, dan tidak pernah kembali. Ini akan berlanjut sampai hari kiamat.

Baca juga: 3 Kondisi Ketika Iblis dengan Mudah Kalahkan Manusia yang Dibeberkan ke Nabi Musa

Kelima, Sidratul Muntaha. Sidra, atau pohon bidara, dalam bahasa Arab klasik juga merupakan metafora untuk intelektual. 

Dalam perjalanan ini, dari apa yang dia alami secara fisik benar-benar melampaui titik yang dapat dipahami oleh intelektual manusia. 

Suatu hal yang secara eksklusif disediakan baginya dalam kehadiran atau pertemuan intim dengan Tuhannya.

Dia mengunjungi Jannah (surga) dan neraka, bertemu para nabi, para malaikat dan bertemu Allah SWT. Kemudian Nabi Muhammad SAW naik ke tempat yang melampaui tujuh langit dia masuk Jannah (Surga).

 

Keenam, perintah sholat. Hal ini disebutkan dalam An-Najm ayat 13-18. Nabi Muhammad SAW telah dikabulkan saat meminta sholat wajib hanya lima kali untuk umatnya dari Allah SWT selama percakapan ini dan ini telah dibuktikan sejumlah hadits.

Sholat lima waktu adalah ibadah yang paling penting. Setiap Muslim akan dimintai tanggung jawab yang pertama di akhirat, titik penting yang menentukan perbedaan antara seorang muslim sejati dan yang lain.

Sholat merupakan ibadah yang sangat penting bahkan orang yang paling tidak sehat, jatuh sakit, dan disabilitas pun harus tetap melaksanakannya. Sholat merupakan cara komunikasi hamba dengan Tuhannya.

Nabi Muhammad SAW telah bertemu dengan Allah SWT dan itu membuatnya menjadi manusia yang unik dan terhebat yang pernah hidup. 

Dia telah dimuliakan dibawa ke surga, galaksi dan semua ruang super yang bahkan teknologi kita yang paling canggih sekalipun pasti akan gagal menemukan jalurnya. Imam Ali bin Abi Thalib berkata:

“Allah SWT menciptakan singgasana untuk menunjukkan kekuasaan-Nya dan bukan mengambilnya sebagai tempat untuk diri-Nya sendiri.” Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah Isra Miraj.

Ketujuh, para ulama berbeda pendapat terkait tanggal berlangsungnya Isra Miraj.  Dalam bukunya yang berjudul Ada' ma Wajaba fi Bayan Wad` Al-Wadda`ina fi Shahr Rajab, Abu Al-Khattab `Umar ibn Dahya, salah seorang ulama abad ketujuh Hijriyah, menyatakan:

“Beberapa perawi menyatakan bahwa Isra Miraj dilakukan di Rajab, yang merupakan kebohongan belaka.” Pendapat Abu Al-Khattab ini dibenarkan oleh Al-Hafizh ibn Hajar Al-`Asqalani, penafsir terkenal dari kitab hadi5s otentik Al-Bukhari.

Tidak ada hadits yang sahih atau pun ucapan seorang sahabat yang menyatakan bahwa Isra Miraj Nabi terjadi pada 27 Rajab.

Sebaliknya, itu hanyalah opini tak berdasar yang beredar yang dipertahankan oleh beberapa sarjana awal.

Itu dikaitkan dengan Imam An Nawawi dalam beberapa fatwanya, karena An Nawawi adalah seorang cendekiawan Muslim populer terkemuka, pendapat ini (bahwa Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab) tersebar pada waktu itu.

Namun, Imam Abu Ishaq Al-Harbi, misalnya, menyatakan bahwa Isra Miraj bukan pada tanggal 27 Rajab, melainkan pada malam Rabiul Awwal 27.

 

 

Sumber: aboutislam 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler