Tahapan yang Masih Harus Ditempuh Timor Leste Demi Jadi Anggota Penuh ASEAN
Saat ini status Timor Leste masih pada level observer atau pengamat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R. Suryodipuro menjelaskan tentang tahapan yang masih harus ditempuh Timor Leste untuk menjadi anggota penuh ASEAN. Setelah secara prinsip diterima sebagai anggota baru tahun lalu, saat ini status Timor Leste masih pada level observer atau pengamat.
Sidharto mengatakan, ASEAN Coordinating Council (ACC) Meeting yang digelar Jumat (3/2/2023) lalu telah mengesahkan mandat baru, yakni ACC Working Group on Timor Leste. Kelompok kerja tersebut bertugas membahas roadmap atau peta jalan agar Timor Leste dapat menjadi anggota penuh ASEAN.
“Isi roadmap adalah langkah-langkah yang mesti ditempuh Timor Leste menuju partisipasi penuh. Langkah-langkah itu di antaranya seperti perjanjian atau traktat apa saja yang harus dipenuhi. Berbagai prosedur yang mesti ditempuh, seperti misalnya pembentukan misi untuk ASEAN, penunjukan duta besar untuk ASEAN, kemudian masalah kontribusi dan berbagai hal,” kata Sidharto saat memberi keterangan pers seusai ASEAN Foreign Ministers (AFM) Meeting yang digelar di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).
Sidharto mengungkapkan, roadmap nantinya juga berisi tentang kapan ada proses penandatanganan instrumen aksesi. “Satu lagi yang disahkan oleh para menlu (ASEAN) adalah tentang panduan. Jadi panduannya itu untuk partisipasi dalam pertemuan-pertemuan seperti apa. Untuk Timor Leste dan anggota ASEAN secara keseluruhan serta untuk sekretariat,” ucapnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyambut kehadiran Menlu Timor Leste Adaljiza Albertina Xavier Reis Magno dalam ASEAN Coordinating Council (ACC) Meeting ke-32 yang digelar di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, Jumat lalu. “ACC Meeting kita hari ini istimewa dan bersejarah untuk ASEAN. Saya ingin mengingatkan, ASEAN Leaders (Meeting) di Phnom Penh (Kamboja) November tahun lalu disepakati secara prinsip untuk untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, dan untuk memberikan status pengamat pada Timor Leste, serta partisipasinya di semua pertemuan ASEAN, termasuk Summit Plenary,” kata Retno saat membuka ACC Meeting ke-32.
“Oleh karena itu, untuk pertama kalinya, hari ini kita menyambut partisipasi menteri luar negeri Timor Leste. Saya kini mengundang yang terhormat Adaljiza Magno, menteri luar negeri dan kerja sama Timor Leste untuk maju ke ruang pertemuan dan bergabung dalam ACC Meeting,” ucap Retno menambahkan.
Saat Retno mengucapkan hal tersebut, Adaljiza pun masuk ke ruang konferensi, kemudian duduk di kursi yang di mejanya telah diberi papan nama "Timor Leste". "Hari ini kita sangat senang dengan kehadiran Timor Leste di pertemuan ASEAN ini, dan saya percaya partisipasi Timor Leste di ASEAN akan berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran kawasan kita," kata Retno dalam sambutannya kemudian.
Sementara itu Adaljiza mengaku sangat terhormat dapat mewakili partisipasi pertama negaranya dalam pertemuan ASEAN. “Ini adalah sebuah kehormatan dan keistimewaan bagi saya untuk berpartisipasi pertama kalinya dalam ACC Meeting yang bersejarah di bawah keketuaan Indonesia. Ini adalah batu loncatan yang krusial dalam perjalanan panjang kami untuk bergabung dalam keluarga besar komunitas ASEAN,” kata Adaljiza ketika dipersilakan Retno Marsudi memberi sambutan.
Dia mengungkapkan, perjalanan Timor Leste untuk masuk ASEAN sangat menantang. Namun itu bukan misi yang mustahil. Menurut Adaljiza, dedikasi dan optimisme Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN sangat kuat. “Bahwa kami telah mencapai titik ini juga merupakan buah dari upaya kolaboratif dan dukungan dari semua anggota ASEAN. Kami tidak berhasil sendirian,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Adaljiza pun menyampaikan terima kasih kepada semua anggota ASEAN. Terutama terkait keputusan ASEAN untuk secara prinsip mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11 mereka.