Rencana Implementasi Lima Poin Konsensus Myanmar Didukung Semua Anggota ASEAN
Rencana implementasi Lima Poin Konsensus sangat penting bagi ASEAN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, rencana implementasi Lima Poin Konsensus yang diusulkan Indonesia untuk menangani situasi di Myanmar memperoleh dukungan dari semua anggota ASEAN. Retno menilai, hal itu menunjukkan persatuan ASEAN.
Retno mengungkapkan, ASEAN Leaders Review and Decision on the Implementation of the Five-Point Consensus menjadi salah satu topik yang dibahas dalam ASEAN Foreign Ministers (AFM) Retreat yang digelar di Gedung Sekretariat ASEAN, Sabtu (4/2/2023). “Seperti yang dimandatkan para pemimpin, sebagai ketua (ASEAN 2023), Indonesia telah mengusulkan dan isu itu telah didiskusikan, rencana implementasi Lima Poin Konsensus. Dukungan luas diterima dari semua anggota (ASEAN) untuk rencana ini,” kata Retno saat memberi keterangan pers sesuai AFM Retreat.
Dia mengungkapkan, rencana implementasi Lima Poin Konsensus sangat penting bagi ASEAN, khususnya ketua, sebagai panduan untuk menangani situasi di Myanmar secara kompak. “(Rencana implementasi) ini memperlihatkan persatuan kuat anggota ASEAN untuk menerapkan Lima Poin Konsensus,” ujar Retno.
Sementara itu Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto R. Suryodipuro mengatakan, terkait rencana implementasi, panduan utamanya adalah Lima Poin Konsensus. “Di sini dielaborasi, apa-apa saja yang akan dilakukan. Saya kira ini mendapatkan dukungan dari semua negara anggota ASEAN. Intinya adalah bagaimana kita bisa mencapai hasil yang konkret dari setiap poin dari Lima Poin Konsensus,” ucapnya.
Sebelumnya isu Myanmar juga dibahas dalam ASEAN Coordination Council (ACC) Meeting ke-32 yang digelar pada Jumat (3/2/2023). Isu tersebut dibahas dalam sesi Working Lunch. Retno Marsudi mengatakan, pertemuan Working Lunch memang didedikasikan untuk membahas isu Myanmar secara terbuka, jujur, dan mendalam.
Retno memberi pengarahan pada pertemuan tersebut tentang pendekatan Indonesia terhadap Myanmar sebagai ketua ASEAN tahun ini. “Bagi Indonesia, Lima Poin Konsensus menjadi acuan utama mengatasi krisis Myanmar,” ucap Retno ketika memberi keterangan pers seusai ACC Meeting diselenggarakan di Gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta
Retno mengatakan, Indonesia akan mengedepankan tiga pendekatan dalam penanganan isu Myanmar. Pertama mendorong keterlibatan semua pemangku kepentingan di Myanmar sebagai langkah awal memfasilitasi kemungkinan-kemungkinan dialog nasional yang inklusif. “Saya juga menceritakan keterlibatan awal saya dengan semua pemangku kepentingan (di Myanmar),” ujar Retno.
Pendekatan kedua yakni membangun kondisi yang kondusif untuk membuka jalan menuju inklusif. Retno menyebut, ada dua isu penting terkait penciptaan kondisi yang kondusif, yakni mengurangi kekerasan dan melanjutkan bantuan kemanusiaan. “Kedua kondisi ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan keyakinan,” ucapnya.
Pendekatan ketiga yaitu mensinergikan upaya ASEAN dengan negara tetangga yang memiliki keprihatinan serupa terhadap situasi di Myanmar. Menurut Retno, semua negara ASEAN menyetujui tiga pendekatan Indonesia tersebut. Semua perwakilan pun menyepakati tiga hal.
Pertama mendesak kemajuan signifikan dalam penerapan Lima Poin Konsensus untuk membuka jalan dialog nasional yang inklusif di Myanmar. Kedua disepakati bahwa dialog nasional yang inklusif adalah kunci untuk menemukan resolusi damai terhadap situasi di Myanmar. Ketiga, lingkungan kondusif harus diciptakan dialog inklusif. Caranya dengan mengurangi kekerasan dan pengiriman bantuan kemanusiaan secara tepat waktu.
“Dalam Working Lunch, para menlu (ASEAN) menegaskan kembali pendekatan yang bersatu, saya ulangi, pendekatan yang bersatu dalam menyikapi situasi di Myanmar melalui Lima Poin Konsensus,” kata Retno.