Suara Pedagang Obat Setelah Muncul Lagi Kasus Kematian Anak Akibat Gagal Ginjal

Pedagang meminta pengawasan peredaran obat sirop untuk anak-anak diperketat.

ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Seorang pedagang menunjukkan surat edaran larangan penjualan obat bebas dalam bentuk sirop di Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Saat ini kembali muncul kasus gagal ginjal yang mengakibatkan kematian pada anak yang disebut setelah mengonsumsi obat merek Praxion. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ronggo Astungkoro, Desy Susilawati, Zainur Mashir Ramadhan

Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang terjadi di Indonesia telah membuat pemerintah melakukan penyetopan penyebaran sejumlah obat. Teranyar, pemerintah melakukan tindakan antisipatif dengan menyetop peredaran produk obat sirup pereda demam dan nyeri bermerk Praxion menyusul temua dua kasus baru gagal ginjal pada anak di DKI Jakarta.

Republika mengecek langsung keberadaan obat itu di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, yang mana menjadi salah satu sentra penjualan berbagai macam obat dan alat kesehatan. Berdasarkan pantauan, obat Praxion tak terlihat di etalase toko-toko obat di sana.

Para penjual yang Republika sambangi pun mengaku sudah tidak lagi menjual obat tersebut di tokonya. Seorang penjaga salah satu toko obat di pasar tersebut, Kalalo (22 Tahun), menjelaskan, Praxion merupakan obat bebas yang memang kerap berada di etalase toko.

Setelah mendengar berita yang beredar soal obat tersebut, tokonya langsung menarik obat-obat itu dari etalase dan tidak menjualnya lagi. "Nggak mau ambil risiko sampe nanti suratnya keluar juga," ujar Kalalo.

Keterangan serupa juga Republika dapatkan dari dua penjual obat di dua toko lainnya, yakni Aldi (50 tahun) dan Iqbal (40 tahun). Menurut Aldi, karena Praxion sudah diperintahkan untuk ditarik, tokonya menyetop penjualan obat tersebut. Sementara Iqbal mengatakan, obat tersebut sudah langsung ditarik oleh pihak toko maupun distributor.

"Sudah ditarik langsung semua. Mungkin itu dalam proses langsung pengambilan semua dari distributor. Distributor juga sudah gerak cepat," kata Iqbal sembari merapikan dus-dus jualannya.

Iqbal mengakui, penarikan obat yang dilakukan oleh pemerintah beberapa kali membuat repot pedagang karena harus membereskan obat tersebut sesegera mungkin untuk kemudian dikembalikan ke distributor agar tak membahayakan konsumen. Menurutnya, pemerintah harus lebih baik lagi dalam melakukan pengawasan.

"Kurang lebih gitu. Pengawasan lebih diperketat lagi untuk masalah obat. Apalagi dengan banyak macam produk obat, dengan satu sisi merk kan ada berapa ratus obat dia mengeluarkan. Itu memang harus ditingkatkan pengawasannya," jelas Iqbal.

Menurut Kalalo, pengawasan yang kurang baik utamanya akan berdampak bagi konsumen, terlebih anak-anak yang menjadi korban. Untuk itu, dia juga sepakat agar pemerintah melakukan pengawasan obat-obatan yang lebih baik lagi ke depan.

"Bukan di pedagang saja. Kan konsumen juga. Karena di sini yang lebih kasihan konsumen, apalagi anak-anak kecil," kata dia.

 

 

 

Terkait pemberitaan mengenai munculnya dua kasus anak yang mengalami gagal ginjal di Jakarta, produsen Praxion, PT Pharos Indonesia menyatakan keprihatinannya. Pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan konsumen.

Dalam keterangan resminya, Director of Corporate Communication PT Pharos Indonesia, Ida Nurtika mengatakan sebagai langkah kehati-hatian, PT Pharos Indonesia telah melakukan voluntary recall (penarikan produk secara sukarela) terhadap produk Praxion dari batch terkait sebagai tanggung jawab industri farmasi.

"Segera setelah mendapatkan berita, PT Pharos Indonesia melakukan pemeriksaan ulang keamanan produk di laboratorium internal," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (7/2/2023).

Pengujian dilakukan sesuai dengan aturan Farmakope Indonesia edisi VI suplemen II. Hasil pemeriksaan internal ini menunjukkan produk masih memenuhi spesifikasi Farmakope Indonesia.

Namun demikian, PT Pharos Indonesia telah meminta seluruh mitra distribusi dan penjualan untuk sementara waktu tidak menjual produk Praxion sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Untuk memastikan mutu dan keamanan produk, PT Pharos Indonesia melakukan pemeriksaan pada tiga laboratorium eksternal yang terakreditasi.

Untuk memperkuat data, secara aktif PT Pharos Indonesia juga mengumpulkan sampel produk dari apotek-apotek untuk diperiksa mutu dan keamanannya secara intensif. PT Pharos Indonesia pun mendukung penuh upaya Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menginvestigasi permasalahan ini.

Pada Senin (6/2/2023), Juru Bicara Kementerian Kesehatan M Syahril mengonfirmasi dua penambahan kasus baru GGAPA di DKI Jakarta. Menurut dia, salah satu korban, anak berusia satu tahun meninggal setelah sebelumnya demam pada 25 Januari dan diberi obat sirup penurun demam.

 

“Dibeli dari apotek dengan merk Praxion,” kata Syahril dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

 

Pada 28 Januari, pasien mulai mengalami batuk, demam hingga tidak bisa buang air kecil (Anuria). Alhasil, pada 31 Januari, keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Adhyaksa dan ditemukan ada gejala GGAPA dan diminta dirujuk ke RSCM, meski keluarga akhirnya menolak.

 

“Pada tanggal 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi Fomepizole, namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia,” lanjut Syahril.

 

Sementara satu kasus lainnya masih merupakan suspek, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri. Pada 30 Januari mendapatkan pengobatan penurun demam tablet dari Puskesmas.

Pada 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Lalu, pada 2 Februari pasien tersebut dirawat di RSUD Kembangan, dan selanjutnya dirujuk dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.

 

Gejala dan Cara Pencegahan Gagal Ginjal Akut pada Anak - (Republika.co.id)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler