Polisi Turun Tangan Kejar Pelaku Grafiti Rasis di Masjid Shah Jalal Liverpool Inggris
Polisi Inggris bekerja sama dengan lembaga anti-Islamobia kejar pelaku grafiti rasis
REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL – Kepolisian Merseyside mendatangi Masjid Shah Jalal di High Park Street, Liverpool, Inggris pascaditemukannya coretan grafiti berisi ancaman-ancaman di dinding masjid.
Kedatangan polisi ke Masjid Shah Jalal memberikan kepastian kepada Muslim setempat bahwa penyelidikan kasus kejahatan rasial itu sedang berlanjut.
Sebuah lembaga yang fokus dalam mengukur serangan anti Muslim di Inggris, Tell MAMA (Measuring Anti Muslim Attacks) mengungkapkan bahwa grafiti dengan tulisan rasis itu dibuat antara 2-3 Februari di Masjid Shah Jalal.
Polisi pun mengkonfirmasi kabar tersebut kepada Tell MAMA dan otoritas lokal. Mereka bergerak cepat untuk menghapus grafiti tersebut.
“Insiden semacam itu menyebabkan ketakutan dan kesusahan yang dapat dimengerti di komunitas kami, dan kami akan menindaklanjuti semua informasi yang diberikan untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab, serta terus memantau lokasi melalui tim kepolisian lokal kami," kata Inspektur Kepala Detektif Ben Dyer seperti dilansir laman resmi Tell MAMA pada Rabu (8/2/2023).
MeLalui kamera pengawas di depan pintu masjid dan area lainnya. Tell MAMA pun berjanji akan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat mengenai hal tersebut.
Tell MAMA mendorong agar masjid dan pusat Islam selalu mengingat saran tentang keselamatan dan keamanan jamaah yang diberikan Tell MAMA yang rinciannya dapat diunduh melalui laman resmi Tell MAMA.
Pertumbuhan kaum Muslim di Inggris baru berlangsung pesat pada awal abad ke- 18 seiring datangnya para imigran Muslim dari India.
Pada masa awal perkembangan itu, kaum Muslim terkonsentrasi di beberapa kota besar yang menjadi pusat perdagangan maupun kota pelabuhan, seperti Cardiff (Wales), Glasgow, London, dan Liverpool.
Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?
Setelah itu, gelombang imigrasi besar-besaran terjadi lagi pada pertengahan abad ke-20. Mereka sebagian besar merupakan pekerja yang dipekerjakan di pabrik-pabrik besi, baja, tekstil, dan industri lainnya.
Mayoritas berasal dari Asia Selatan dan tinggal di kota-kota industri di kawasan Midlands (Inggris Tengah) dan kota-kota tekstil, seperti Lanchasire, Yorkshire, dan Strachclyde.
Dewasa ini, kaum Muslim telah menyebar di seantero wilayah Inggris Raya. Populasinya telah mencapai hampir tiga juta orang atau sekitar empat persen dari total penduduk.
Yang menggembirakan, 50 persen di antaranya adalah Muslim kelahiran Inggris Raya. Dari sisi usia, sebanyak 50 persen berusia di bawah 25 tahun.