Charlie Hebdo Mengolok-olok Gempa Turki Padahal Dunia Berempati, Segitu Bencinya?

Charlie Hebdo dinilai tidak mempunyai empati dengan gempa yang melanda Turki Suriah

AP Photo/Mustafa Karali
Orang-orang dan tim penyelamat mencari korban gempa di puing-puing di sebuah bangunan yang hancur di Gaziantep, Turki, Senin (6/2/2023). Gempa kuat telah merobohkan beberapa bangunan di tenggara Turki dan Suriah dan dikhawatirkan banyak korban jiwa.
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sebuah kartun yang diposting majalah satir Prancis Charlie Hebdo mengejek gempa dahsyat yang memporak-porandakan Turki dan Suriah. Olok-olokan majalah tersebut tentu saja menyebabkan kemarahan. 

Baca Juga


Majalah itu pada Senin memposting kartun berjudul "Gempa Bumi di Turki". Di bawah gambar bangunan yang runtuh, puing-puing dan mobil yang terbalik tertulis tulisan: "Bahkan tidak perlu mengirim tank". 

Gempar pertama berkekuatan 7,8 SR mengguncang Turki, terjadi sebelum fajar Senin dan diikuti oleh serangkaian gempa susulan, termasuk gempa berkekuatan 7,5. Bencana tersebut telah menewaskan sedikitnya 7.800 orang. 

Gambar tersebut, dibuat oleh seorang seniman bernama Juin, diberi label "menjijikkan", "menyedihkan", dan "tidak manusiawi" oleh lebih dari 11 juta pemirsa publikasi di media sosial. 

“Hal paling menjijikkan yang pernah saya baca. Memposting konten yang memprovokasi sehingga Anda mendapatkan publisitas gratis, sambil bersembunyi di balik kartu kebebasan berbicara," tulis pengguna Twitter Sumi, dilansir dari New Arab, Rabu (8/2/2023). 

"Kebobrokan moral #charliehebdo benar-benar menjijikkan dan ngeri atas ketidakpekaan tentang penderitaan manusia," tulis Huda Mzioudet, pengguna Twitter lainnya. 

Beberapa pengguna media sosial mengatakan kartun itu menunjukkan "keberanian Eropa" terkait kebebasan berbicara. “Keberanian Eropa untuk datang dan menguliahi kami tentang kebebasan berekspresi padahal menurut mereka ini adalah kebebasan berekspresi," kata pengguna Twitter Simo. 

Charlie Hebdo - (Dok Istimewa)
Charlie Hebdo - (Dok Istimewa)

Pengguna Twitter meminta platform dan pemiliknya Elon Musk untuk menghapus akun "rasis" majalah itu.

"Anda harus menghapus akun rasis! @elonmusk @Twitter https://t.co/aJ3EtV0EpO — Ömür Özdemir (@ceriLevis) 7 Februari 2023."  

Charlie Hebdo telah dikritik beberapa kali di masa lalu karena kartunnya yang tidak sensitif tentang Timur Tengah. 

Menjelang Piala Dunia Qatar 2022, majalah Prancis menerbitkan kartun kasar Islamofobia yang menggambarkan pria berjanggut, AK-47, dan peluncur roket yang bermain sepak bola di padang pasir.  

Majalah tersebut sebelumnya telah menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang sangat kontroversial, kemudian kantornya dibom pada 2011. 

Prancis terpaksa menutup sementara kedutaan dan sekolah di lebih dari 20 negara di tengah kekhawatiran akan pembalasan atas kartun serupa pada 2012.  

Dua belas orang tewas ketika orang-orang bersenjata menyerbu kantor majalah tersebut di Paris pada 2015. 

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Sepanjang Senin malam, para penyintas gempa menggunakan tangan kosong untuk mengambil reruntuhan blok apartemen bertingkat yang bengkok, mencoba menyelamatkan keluarga, teman, dan siapa pun yang masih berada di dalam bangunan yang runtuh. 

Dengan gempa susulan yang terus mengguncang daerah itu, banyak korban selamat yang ketakutan dan kelelahan bermalam di luar rumah, terlalu takut untuk pulang. 

Sebagian besar wilayah yang dilanda gempa di Suriah utara telah dihancurkan oleh perang bertahun-tahun dan pengeboman udara oleh pasukan Suriah dan Rusia yang menghancurkan rumah, rumah sakit, dan klinik. 

 

Sumber: newarab    

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler