Syiah Rafidhah Penghujat Sahabat Nabi Muhammad SAW, Apa Kata Ulama Sunni Soal Mereka? 

Syiah Rafidhah mempunyai keyakinan dan amalan menghujat sahabat Nabi Muhammad SAW

Ilustrasi Syiah. Syiah Rafidhah mempunyai keyakinan dan amalan menghujat sahabat Nabi Muhammad SAW
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Munculnya aliran Syiah dalam Islam yang mengagungkan Ali bin Abi Thalib RA secara berlebihan dan menghujat para sahabat Nabi Muhammad SAW menjadi perhatian kalangan Sunni sepanjang massa. 

Baca Juga


Keberadaan mereka yang dikenal Syiah ekstrem ini, lebih dikenal dengan Syiah Rafidhah. Penamaan Rafidhah, berasal dari bahasa Arab rafadha, yang maknanya menolak. Mereka menolak kepemimpinan selain Ali bin Abi Thalib, dan menghujat sahabat Nabi SAW. 

Berikut ini, tiga pendapat ulama Sunni yang diinventarisasi Republika.co.id dari sejumlah sumber: 

Pertama, Imam Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya, saat mengomentari surat Al Fath ayat 29, dia menyatakan sebagai berikut:  

 روى أبو عروة الزبيري من ولد الزبير : كنا عند مالك بن أنس ، فذكروا رجلا ينتقص أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، فقرأ مالك هذه الآية محمد رسول الله والذين معه حتى بلغ يعجب الزراع ليغيظ بهم الكفار فقال مالك : من أصبح من الناس في قلبه غيظ على أحد من أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - فقد أصابته هذه الآية ، ذكره الخطيب أبو بكر  قلت : لقد أحسن مالك في مقالته وأصاب في تأويله . فمن نقص واحدا منهم أو طعن عليه في روايته فقد رد على الله رب العالمين ، وأبطل شرائع المسلمين 

“Diriwayatkan dari Abu Urwah Az-Zubairi, dari keturunan Zubair bin Awwam, dia mengisahkan bahwa suata suaat mereka bertamu ke Malik bin Anas, lalu menyebutkan salah seorang yang menghujat sahabat Rasulullah SAW, lalu kemudian Malik membaya ayat ke-29 surat Al Fath ini, ketika sampai pada kalimat  يعجب الزراع ليغيظ بهم الكفار

Malik mengatakan, “”Barang siapa yang di hatinya ada kebencian terhadap sahabat Rasulullah SAW, maka berlaku baginya berlaku ayat ini.” Ini disampaikan al-Khatib Abu Bakar. Saya (Imam Al Qurthubi) mengatakan, “Perkataan Malik bagus dan takwilnya tepat. Barang siapa yang menghujat satupun sahabat atau mencela riwayatnya, maka dia telah menentang Allah Tuhan semesta alam, dan membatalkan syariat umat Muslim. “ (Lihat Al-Jami'li Ahkaam Al-Qur'an wa al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqan, hal 515)

Kedua, Ibnu Katsir pernah mengisahkan tentang keberadaan seorang Syiah Rafidhah yang hidupnya berakhir tragis. Dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah, dia menulis sebegai berikut:  

إسماعيل بن محمد ابن يزيد بن ربيعة أبو هاشم الحميري الملقب بالسيد، كان من الشعراء المشهورين المبرزين فيه، ولكنه كان رافضيا خبيثا، وشيعيا غثيثا، وكان ممن يشرب الخمر ويقول بالرجعة - أي بالدور - قال يوما لرجل: أقرضني دينارا ولك عندي مائة دينار إذا رجعنا إلى الدنيا. فقال له الرجل: إني أخشى أن تعود كلبا أو خنزيرا فيذهب ديناري.

وكان قبحه الله يسب الصحابة في شعره. قال الأصمعي: ولولا ذلك ما قدمت عليه أحدا في طبقته، ولا سيما الشيخين وابنيهما. وقد أورد ابن الجوزي شيئا من شعره في ذلك كرهت أن أذكره لبشاعته وشناعته، وقد اسود وجهه عند الموت وأصابه كرب شديد جدا. ولما مات لم يدفنوه لسبه الصحابة رضي الله عنهم. وفيها توفي حماد بن زيد أحد أئمة الحديث. وخالد بن عبد الله أحد الصلحاء، كان من سادات المسلمين،

 

“Ismail bin Muhammad bin Ziyad bin Rabiah, Abu Hasyim al-Humairi yang digelari as-Sayyid. Dia termasuk penyair yang terkemuka, akan tetapi dia seorang Syiah Rafidhah yang keji, dia meminum khamar dan pengagung teori reinkarnasi. Suatu saat dia pernah mengatakan ke seorang pria, “Hutangi aku satu dinar, maka bagimu 100 dinarku jika aku kembali ke dunia.” Lalu sang pria menjawab, “Aku khawatir engkau jadi anjing atau babi sehingga dinarku hilang. Ismail, semoga Allah menghinakannya, mencela sahabat dalam syairnya. Al-Ashmai mengatakan, “Seandainya bukan karena itu, tak akan aku sertakan dalam tokoh satu periode, termasuk dua syekh dan kedua anaknya.” Ibnu al-Jauzi menyebutkan contoh syairnya, Aku benci menyebutkannya di sini karena keparahannya. Ismail wajahnya menghitam ketika meninggal dan hadapi kesusahan akut di akhir hayatnya. Bahkan dia tidak dikuburkan karena sikapnya yang kerap menghujat sahabat.” (lihat al-Bidayah wa an-Nihayah jilid 10 halaman 186). 

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Ketiga, sementara itu, Ibnu Al Jauzi dalam kitabnya Talbis Iblis menyatakan sebagai berikut:

: وكما لبس إبليس عَلَى هؤلاء الخوارج حتى قاتلوا عَلِيّ بْن أبي طالب حمل آخرين عَلَى الغلو فِي حبه فزادوه عَلَى الحد فمنهم من كان يَقُول هو الآله ومنهم من يَقُول هو خير من الأنبياء ومنهم من حمله عَلَى سب أبي بَكْر وعمر حتى إن بعضهم كفر أبا بَكْر وعمر إِلَى غير ذلك من المذاهب السخيفة التي يرغب عَنْ تضييع الزمان بذكرها وإنما نشير إِلَى بعضها

 

“Sebagaimana Iblis menipu para Khawarij yang membunuh Ali bin Abi Thalib, di sisi lain ada kelompok yang berlebihan mencintainya, hingga melewati batas, ada yang menyebutnya tuhan, ada yang mengklaim Ali lebih mulia dari para nabi, dan ada yang mencaci Abu Bakar dan Umar bin Khattab, bahkan sebagian ada yang mengkafirkan keduanya, dan paham lainnya yang bodoh yang hanya akan menyita waktu, cukup saja sebagiannya.“ (Lihat Talbis Iblis, halaman 87)   

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler