Cina Minta AS Kembalikan Puing-Puing Balon Udara yang Ditembak Jatuh

Cina minta AS kembalikan puing-puing balon udara yang ditembak karena milik negara

AP Photo/Nell Redmond
Pria menggunakan tali untuk mengamankan kapal Angkatan Laut ke dermaga di InterCoastal Waterway di North Myrtle Beach, S.C., Selasa, 7 Februari 2023. Menggunakan drone bawah air, kapal perang, dan kapal tiup, Angkatan Laut melakukan operasi ekstensif untuk mengumpulkan semua dari potongan-potongan balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS di lepas pantai Carolina Selatan pada hari Sabtu.
Rep: Amri Amrullah Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Seorang diplomat Cina terkemuka mengatakan Amerika Serikat harus mengembalikan puing-puing dari balon udara yang telah ditembak jatuh oleh militer AS. Alasannya karena itu  milik negara.

“Jika Anda mengambil sesuatu di jalan, Anda harus mengembalikannya kepada pemiliknya, jika Anda tahu siapa pemiliknya,” kata Lu Shaye, duta besar Cina untuk Prancis.

Beijing menyatakan, pesawat itu adalah kendaraan penelitian iklim sipil, meskipun AS mengatakan itu untuk dipakai untuk pengawasan dan mata-mata.

“Jika orang Amerika tidak ingin mengembalikannya, itu keputusan mereka. Ini menunjukkan ketidakjujuran mereka,” kata Lu dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Prancis LCI pada hari Senin, (6/2/2023), dan menurut transkrip yang diposting di akun WeChat resmi kedutaan Cina pada hari Rabu (8/2/2023).

Ini pertama kalinya Cina secara resmi menyatakan keinginannya kepada AS untuk mengembalikan balon yang ditembak jatuh di Carolina Selatan. Angkatan Laut AS merilis foto balon pada hari Selasa, menunjukkan puing-puing besar diangkut ke kapal.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, pihaknya berhak menanggapi langkah AS, tanpa menjelaskan apa yang diperlukan. Ketika ditanya dalam jumpa pers reguler hari Selasa apakah Cina menginginkan perangkat itu kembali, juru bicara kementerian Mao Ning menjawab, “Pesawat itu bukan milik AS. Itu milik Cina.”

AS dan Cina pernah berada dalam situasi yang sama sebelumnya, meskipun dengan peran yang terbalik. Kembali pada tahun 2001, pemerintah Cina menyerahkan tagihan 1 juta dolar AS kepada AS untuk menutupi biaya perumahan awak dan mengembalikan pesawat mata-mata Amerika yang mendarat darurat di provinsi selatan Hainan. AS kemudian mengatakan akhirnya membayar 34.567 dolar AS.

Keributan atas insiden terbaru mendorong Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk menunda jadwal kunjungannya ke Cina, yang menurut Lu waktunya tidak tepat. “Baru-baru ini Amerika telah melakukan banyak hal melawan Cina,” kata Lu dalam wawancara yang sama, mengutip langkah-langkah AS termasuk memperluas akses ke pangkalan militer di Filipina. “Bahkan jika Tuan Blinken datang ke Cina, ini tidak akan memainkan peran positif.”

Ketika ditanya tentang tuduhan bahwa perusahaan milik negara Cina mungkin memberikan bantuan untuk upaya perang Rusia di Ukraina, Lu mengatakan bahwa “kami belum memasok senjata ke Rusia. Oleh karena itu, kami tidak melakukan apa pun yang menentang solusi damai untuk krisis ini”.

Ditekan apakah perusahaan Cina menjual suku cadang Rusia yang dapat digunakan dalam upaya perang, dia menjawab: "Tapi suku cadang bukanlah senjata, bukan?"

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler