Perang Tiada Henti, 10 Ribu Pasukan Israel Stres

Pasukan Israel mengalami gangguan mental akibat perang tak berkesudahan.

AP Photo/Baz Ratner
Tentara Israel membawa peti mati jenazah kawannya yang mati karena perang.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Situs web Sahabat Penyandang Disabilitas IDF Israel mengonfirmasi bahwa lebih dari 6.000 penyandang disabilitas dari tentara pendudukan telah ditambahkan ke organisasi tersebut.

Baca Juga


Situs web tersebut menunjukkan bahwa mereka menderita cacat fisik, dan memperkirakan bahwa sekitar 10.000 lainnya akan diketahui menderita cacat psikologis alias stres.

Terdapat lebih dari 14.700 orang yang terluka dari "tentara" dan pasukan keamanan Israel, sejak dimulainya perang di Gaza dan Lebanon, mengutip, dari Kementerian Keamanan dan Kesehatan, keberadaan lebih dari 4.700 orang yang terluka dalam proses pengakuan sebagai "tentara" yang cacat, oleh Kementerian Keamanan.

Situs web tersebut mencatat bahwa 4.500 orang yang terluka bergabung dalam Sahabat Rumah Prajurit di Israel. Lebih dari 8.000 kunjungan diselenggarakan ke rumah para pejuang di departemen rehabilitasi, di semua wilayah yang diduduki.

Friends of the IDF Disabled Organization melaporkan bahwa 3.000 kotak pertolongan pertama didistribusikan kepada yang terluka saat mereka tiba di rumah sakit.

Tewas

Dua tentara Israel tewas dan delapan lainnya terluka pada Selasa (4/2/2025) pagi dalam serangan penembakan di sebuah pos pemeriksaan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di dekat Tayasir di Tepi Barat bagian utara, demikian konfirmasi pihak militer, dikutip dari laman Daily Post, Rabu (5/2/2025).

Pria bersenjata pejuang kemerdekaan Palestina yang bersenjatakan senapan M-16 itu wafat dan syahid setelah baku tembak dengan tentara Israel selama beberapa menit.

Serangan itu terjadi sebelum pukul 6 pagi, ketika pria bersenjata itu menyusup ke pos pemeriksaan tanpa terdeteksi dan menyergap tentara Israel ketika mereka bersiap untuk membuka pos tersebut untuk lalu lintas orang Palestina.

Sersan Mayor (res.) Ofer Yung (39 tahun) dari Tel Aviv, dan Sersan Mayor (res.) Avraham Tzvi Tzvika Friedman (43) dari Ein HaNatziv, tertembak secara fatal dalam baku tembak. Keduanya adalah anggota Batalyon Cadangan 8211 dari Brigade Regional Efraim.

 

Penyerang berhasil memasuki pos tentara dan melibatkan tentara dalam baku tembak yang sengit sebelum dinetralisir oleh unit cadangan. Delapan tentara Israel lainnya terluka, termasuk dua orang dalam kondisi serius. Tentara yang terluka dievakuasi ke rumah sakit Israel untuk mendapatkan perawatan.

Mengunjungi lokasi serangan, Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Herzi Halevi bersumpah untuk melakukan serangan militer yang lebih intensif di daerah tersebut.

“Ini adalah serangan yang sulit di mana kami kehilangan dua tentara cadangan,” kata Halevi.

“Kami akan menyelidiki, menerapkan pelajaran, dan memperluas operasi kontra-terorisme kami ke daerah-daerah lain,” kata Kepala Staf IDF.

Tak lama setelah serangan tersebut, media Palestina melaporkan serangan pesawat tak berawak Israel di kota Tamun, meskipun militer Israel tidak segera mengomentari laporan tersebut.

 

Serangan tersebut terjadi di tengah operasi besar-besaran Israel menjajah Palestina di Tepi Barat bagian utara, di mana lebih dari 35 orang Palestina telah dibunuh militer Israel dan 100 orang yang dicurigai sebagai pejuang kemerdekaan Palestina ditangkap dalam beberapa pekan terakhir.

Operasi Tembok Besi IDF, yang diluncurkan pada 21 Januari 2025, bertujuan untuk membongkar jaringan teror yang beroperasi di Jenin, Tulkarem, dan Tamun.

Sejak serangan pejuang kemerdekaan Palestina yakni Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, Tepi Barat telah mengalami peningkatan tajam dalam kekerasan.

Lebih dari 900 warga Palestina telah dibunuh Israel, sebagian besar dari mereka diidentifikasi oleh IDF sebagai pria bersenjata atau perusuh. Sementara itu, 48 warga Israel dan personel keamanan telah tewas dalam serangan Palestina di Israel dan Tepi Barat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler