Dikaitkan dengan Gempa Turki, HAARP AS akan Melaser Planet Jupiter
HAARP mengumumkan dimulainya rangkaian eksperimen terbesar di observatorium barunya.
ANTARIKSA -- High-frequency Active Auroral Research Program (HAARP) atau Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi tengah mempersiapkan serangkaian eksperimen besar yang belum ada sebelumnya. Setidaknya, ada tiga proyek besar yang sedang dilakukan
pemilik pemancar paling mumpuni di dunia itu, yaitu memantulkan sinyal dari bulan, mempelajari cahaya kutub yang misterius, dan mengirim sinar ke planet Jupiter.
Dalam situasi itu, HAARP baru-baru ini menjadi perbincangan umum karena dituding sebagai penyebab gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin, 6 Februari 2023. HAARP telah lama diduga sebagai senjata rahasia militer Amerika Serikat. Sebab, sejak berdiri pada 1993 hingga 2015, HAARP atas kendali militer, terutama Angkatan Udara AS. Saat itu, situs itu juga menjadi rahasia pertahanan negara.
Baca:
Mengapa Gempa Turki dan Suriah Begitu Mematikan? Kronologi Lengkap Menurut Ahli
Mengenal HAARP Militer AS yang Dituding Penyebab Gempa Turki
Dilansir dari situs resmi University of Alaska Fairbanks (UAF), HAARP menyatakan, tiga program tersebut adalah bagian dari 13 percobaan sains yang telah dilakukan selama 10 hari selama Oktober 2022. University of Alaska Fairbanks kini adalah operator HAARP yang terletak di dekat Gakona, Alaska.
“Kampanye penelitian Oktober adalah yang terbesar dan paling beragam hingga saat ini, dengan kolaborasi para peneliti dan ilmuwan warga dari seluruh dunia,” kata manajer program HAARP, Jessica Matthews saat itu.
Di antara eksperimen tersebut adalah Moon Bounce, operasi gabungan dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Observatorium Radio Owens Valley, dan University of New Mexico Long Wavelength Array. Tujuannya adalah menguji koordinasi ketiga fasilitas tersebut untuk studi akhir asteroid dekat Bumi, terutama yang dapat membahayakan Bumi. Kemudian, mempelajari komposisi asteroid yang dapat memengaruhi jenis pertahanan yang akan digunakan. Eksperimen terdiri dari mentransmisikan sinyal dari HAARP ke bulan dan menerima sinyal yang dipantulkan di situs California dan New Mexico.
Dengan University of California, Berkeley, para ilmuwan akan mempelajari apa yang menyebabkan cahaya kutub yang tidak biasa yang dikenal sebagai strong thermal emission velocity enhancement (STEVE) atau peningkatan kecepatan emisi termal yang kuat. Cahaya ini, yang sebagian besar berwarna putih atau lembayung muda, muncul di garis lintang yang lebih rendah dari aurora. Sebagian besar ilmuwan yang mempelajari aurora percaya bahwa STEVE terjadi dari mekanisme yang berbeda dari apa yang menciptakan aurora.
Sementara eksperimen Jupiter, dijalankan oleh Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins, bertujuan untuk membuktikan metode pengamatan ionosfer planet dengan menggunakan pemancar radio berbasis Bumi. Para ilmuwan memiliki sedikit informasi tentang ionosfer planet selain Bumi, tetapi percaya mereka kaya akan informasi.
Di Bumi, ionosfer adalah tempat di atmosfer bagian atas yang diisi dengan partikel bermuatan listrik dari interaksinya dengan energi matahari. Eksperimen tersebut akan mengirimkan pancaran sinar ke Jupiter dan memantulkannya dari ionosfer planet raksasa tersebut. Harapannya, sinar pantulan akan diterima di situs New Mexico.
Jupiter saat ini berjarak sekitar 374 juta mil dari Bumi. Eksperimen akan memperluas kemampuan transmisi HAARP, yang dapat menghasilkan daya hingga 3,6 megawatt secara maksimal. Ini juga akan menguji kemampuan penerimaan bagi situs di New Mexico, yang terdiri dari 512 antena.
HAARP awalnya dikembangkan oleh Angkatan Udara AS. Namun, mengalihkan instrumen penelitian ke UAF pada Agustus 2015. Namun, peran militer tidaklah hilang. UAF mengoperasikan situs tersebut berdasarkan perjanjian dengan Angkatan Udara.
Fasilitas peluncuran dan roket, Poker Flat Research Range, yang berlokasi di Mile 30 Steese Highway, akan dilibatkan dalam tiga percobaan tersebut. Poker Flat adalah milik Institut Geofisika UAF dan mengoperasikan di bawah kontrak dengan Fasilitas Penerbangan Wallops NASA, bagian dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard.
Baca juga:
Gempa Turki, Kenapa NASA Belum Merilis Gambar Satelitnya?
Gempa Turki, PBB Aktifkan Satelit Pemetaan Darurat untuk Situasi di Lapangan
Walau Mematikan, Gempa Bumi Ternyata Ada Manfaatnya
Gempa Turki dan Suriah, Bagaimana Satelit Membantu Penyelamatan Korban?