Produsen Balon Mata-Mata Cina Punya Koneksi Dengan Tentara Pembebasan Rakyat

Produsen balon mata-mata memiliki hubungan langsung dengan militer Cina

REUTERS/Randall Hill
Sebuah balon pengintai milik China yang dicurigai ditembak jatuh melayang di atas wilayah Samudra Atlantik di lepas pantai Carolina Selatan, Sabtu, (4/2/2023). REUTERS/Randall Hill
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, produsen balon tersebut memiliki hubungan langsung dengan militer Cina dan merupakan vendor yang disetujui Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Perusahaan juga mengiklankan produk balon di situs webnya dan menyimpan video dari penerbangan sebelumnya, yang tampaknya telah memenuhi wilayah udara AS dan wilayah udara negara lain.

Pejabat itu mengatakan, Amerika Serikat telah mengumpulkan citra beresolusi tinggi dari balon tersebut melalui lintas pesawat U-2. Citra tersebut mengungkapkan, balon mata-mata Cina mampu melakukan operasi pengumpulan sinyal intelijen.

Pejabat senior itu mengatakan, Cina telah melakukan penerbangan pengawasan serupa di lebih dari 40 negara di lima benua. Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, aktivitas penerbangan balon Cina telah terjadi "selama beberapa tahun."

Amerika Serikat akan mengambil tindakan terhadap entitas yang terkait dengan militer Cina dan mendukung penerbangan balon mata-mata ke wilayah udara AS pekan lalu. Washington meyakini produsen balon Cina, yang ditembak jatuh oleh militer AS akhir pekan lalu di lepas Pantai Timur AS, memiliki koneksi langsung dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).  

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menggemakan gagasan bahwa Washington akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan. Tetapi pemerintah AS belum menentukan tindakan apa yang sedang dipertimbangkan.

Jean-Pierre mengatakan, Amerika Serikat juga akan melihat upaya yang lebih luas untuk "mengekspos dan mengatasi" kegiatan pengawasan Cina yang lebih besar dan menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional AS, sekutu, serta mitra. FBI memimpin upaya untuk menganalisis puing-puing balon mata-mata Cina. FBI mengatakan, mereka hanya memperoleh bukti fisik yang terbatas dan belum memiliki informasi yang cukup untuk menilai kemampuan balon itu.

"Ini sangat awal bagi kami dalam proses ini, dan bukti yang telah ditemukan dan dibawa ke FBI sangat terbatas," kata seorang pejabat FBI.

Secara terpisah pada Kamis (9/2/2023), berbicara pada sidang Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman menyoroti penerbangan balon Cina sebagai tanda lain dari upaya Beijing untuk membentuk kembali tatanan internasional. Sherman mengatakan, Washington akan terus memblokir Cina menggunakan teknologi AS untuk memajukan modernisasi militernya.

"Tindakan yang tidak bertanggung jawab ini memperlihatkan secara penuh apa yang telah lama kami akui bahwa RRC (Republik Rakyat Cina) telah menjadi lebih represif di dalam negeri dan lebih agresif di luar negeri," kata Sherman.

Sherman menambahkan, pelanggaran balon terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional adalah contoh terbaru dari kenyataan itu. "RRC adalah satu-satunya pesaing dengan maksud dan sarana untuk membentuk kembali tatanan internasional," kata Sherman.

Kendati demikian, Sherman berharap Washington dan Beijing dapat terus bekerja sama dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama seperti perubahan iklim. Anggota parlemen AS dari Partai Demokrat dan Republik mengkritik tajam militer AS dan pemerintahan Presiden Joe Biden karena gagal menembak jatuh balon ketika pertama kali memasuki wilayah udara AS. Pemerintah menunggu hingga seminggu untuk menembak balon itu.

House of Rerpesentative memberikan suara 419-0 untuk resolusi yang mengutuk Cina atas serangan balon tersebut.  Anggota parlemen AS telah meminta lebih banyak informasi dari pemerintahan Biden tentang insiden tersebut.

"Saya benci mengecewakan Anda. Kami belum belajar lebih dari apa yang selalu diketahui semua orang," kata Senator Bob Mendez dari Demokrat, di Komite Hubungan Luar Negeri Senat,

Angkatan Udara AS menjatuhkan balon tersebut dari South Carolina pada Sabtu (4/2/2023), seminggu setelah memasuki wilayah udara AS. Pada Senin (6/2/2023), Amerika Serikat memberi pengarahan kepada 150 diplomat asing di Washington dan mengirimkan informasi ke misinya di seluruh dunia untuk berbagi rincian tentang insiden balon tersebut.

Pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menolak tuduhan AS bahwa balon itu adalah bagian dari armada mata-mata di seluruh dunia. Mao mengatakan, tuduhan tersebut dapat menjadi bagian dari "perang informasi AS melawan Cina."

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler