Dubes Zuhairi Misrawi Berbincang Pribumisasi Islam Ala Gus Dur Depan Kader NU Tunisia
Pribumisasi Islam menurut Gus Dur merupakan upaya mewujudkan Islam toleran
REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS— Duta Besar Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, memaparkan pemikiran KH Abdurrahman Wahid tentang Pribumisasi Islam dalam kajian Gus Durian di Sekretariat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia (13/2/2023).
Hal tersebut sebagai bagian dari upaya menghidupkan pemikiran Gus Dur bagi para kader muda Nahdlatul Ulama.
Zuhairi mengatakan, pemikiran Gus Dur merupakan salah satu pemikiran yang relevan bagi Indonesia kontemporer dan masa depan. Sebab itu, para kader NU di Tunisia sejatinya dapat memahami pemikiran Gus Dur yang mampu mengitegrasikan antara keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan.
“Saya beruntung bisa dekat secara pribadi dan pemikiran dengan Gus Dur, sehingga mampu menyelami gagasannya yang luar biasa. Para kader muda NU yang tampil saat ini mengabdi pada bangsa dan negara, pada hakikatnya adalah anak-anak ideologis Gus Dur," ungkap Dubes RI yang akrab dikenal sebagai cendekiawan Nahdlatul Ulama ini
Dubes Zuhairi juga menegaskan pentingnya setiap kader NU untuk menyelami dan memahami gagasan Pribumisasi Islam ala Gus Dur.
Dia menambahkan, Pribumisasi Islam merupakan cara pandang dan perspektif agar Islam dipahami dalam konteks kebudayaan Nusantara serta mampu mengukuhkan visi kemanusiaan kita.
Sebab itu, menurut Zuhairi, kita harus mempunyai kearifan dalam memahami teks-teks keagamaan dengan mempertimbangkan tradisi dan kearifan lokal. Pada puncaknya, Pribumisasi Islam bermuara dalam rangka mewujudkan kemaslahatan bersama. Dalam konteks tersebut, Islam harus sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang akan mampu menguatkan persaudaraan dan perdamaian.
“Dalam konteks tersebut, pemikiran Gus Dur merupakan gagasan penting dalam membangun Indonesia di masa kini dan masa mendatang, bahkan dalam membangun peradaban dunia," tutur dia.
Sebelumnya, Zuhairi juga menghadiri Peringatan 1 Abad NU dan Istigotsah Kubra Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia.
Zuhairi menyampaikan, dalam perjalanan 1 abad, NU telah membangun fondasi pemikiran dan jejak perjuangan yang sangat kokoh. Sebab itu, NU telah berperan dalam membangun Indonesia dan dunia. Dia mengatakan, dalam satu abad, NU telah melakukan karya dan kerja besar bagi Indonesia dan dunia. Gerakan di masa-masa awal melalui Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan, dan Nahdlatul Tujjar telah menspirasi sebuah gerakan yang komprehensif, karena menggabungkan antara gerakan pemikiran, gerakan kebangsaan, dan gerakan ekonomi.
“Dalam kacamata Ibnu Khaldun, NU sejak awal lahir dan hadir untuk membangun peradaban," ujar dia.
Dubes Zuhairi menggarisbawahi, bahwa NU sangat siap menyongsong abad kedua dengan karya dan kerja yang lebih besar. Karenanya, dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi, baik di antara sesama warga NU dan seluruh komponen bangsa, bahkan warga dunia.
Dia menyatakan dengan modal teologis, sosiologis, dan kultural, NU sangat siap untuk menyongsong abad NU dengan karya dan kerja yang lebih besar lagi. Sebab itu, dibutuhkan kader-kader dan generasi muda yang cerdas, tangguh, ulet, dan mempunyai jiwa pengabdian.
“NU harus berperan lebih besar dalam membangun Indonesia dan dunia. Jika NU maju, Indonesia akan maju, dan pada akhirnya dunia akan maju dan penuh kedamaian,” tutur dia.
Setelah kajian berlangsung, seperti biasanya, Dubes Zuhairi Misrawi menyediakan santap makan malam bersama para mahasiswa Indonesia di Tunisia untuk memupuk kebersamaan dan solidaritas sesama WNI.