Begini Reaksi Pecahan Meteor setelah Menghujam Bumi
Para peneliti menemukan bahwa meteorit itu telah terkontaminasi dengan mineral bumi, termasuk garam meja dapur.
ANTARIKSA -- Pecahan batu meteor (meteorit) yang jatuh menghujam jalan di Winchcombe, Inggris, terkontaminasi taburan garam dapur dalam beberapa jam setelah di tanah. Hal itu menghancurkan harapan para ilmuwan yang ingin menjadikannya sebagai contoh 'asli' dari jenis batuan luar angkasa.
Meteorit Winchcombe, yang terfragmentasi dan jatuh ke jalan masuk Gloucestershire dan ladang domba terdekat pada Februari 2021, ditemukan dan disimpan dalam kantong tertutup segera setelah mendarat. Beberapa pecahan besar di jalanan dikumpulkan hanya dalam beberapa jam. Sementara puing-puing di ladang domba, ilmuwan harus mencarinya beberapa hari.
Namun demikian, usaha mereka tidak berjalan mulus. Penelitian baru menemukan, meteorit tersebut sudah mulai berubah karena interaksinya dengan atmosfer dan permukaan bumi.
"Meteorit Winchcombe sering digambarkan sebagai contoh asli dari meteorit CM chondrite, dan itu sudah menghasilkan wawasan yang luar biasa," penulis utama penelitian, Laura Jenkins. CM chondrites adalah subkelompok chondrites karbon kaya karbon, meteorit yang membawa beberapa mineral tertua di tata surya.
Namun, kata mahasiswa doktoral School of Geographical and Earth Sciences di University of Glasgow, apa yang ditunjukkan hasil penelitian tersebut menegaskan tidak ada yang namanya meteorit murni. "Perubahan terestrial dimulai saat ia bertemu atmosfer Bumi, dan kami dapat melihatnya dalam sampel ini, yang kami analisis hanya beberapa bulan setelah meteorit itu mendarat," kata dia.
Sekitar 1,3 pon (600 gram) pecahan batu dari meteorit Winchcombe telah ditemukan. Jenkins dan rekan-rekannya meneliti dua fragmen, satu dari jalan masuk dan satu dari ladang domba. Mereka menggunakan pemindaian mikroskop elektron, spektroskopi Raman, dan mikroskop elektron transmisi sehingga semua metode yang memungkinkan identifikasi mineral kecil di permukaan meteorit bisa dilakukan.
Tim menemukan dua bentuk garam, kalsium sulfat dan kalsit pada sampel dari peternakan domba. Mengkristal pada sampel dari jalan masuk, mereka menemukan garam karang atau garam dapur.
Kalsium sulfat dan kalsit ditemukan di bagian luar meteorit, pada apa yang dikenal sebagai kerak fusi. Itu adalah permukaan meteorit yang meleleh yang terbentuk saat ia menembus atmosfer dengan kecepatan puluhan ribu mil per jam.
"Penempatan itu menunjukkan garam terbentuk dengan cepat saat fragmen meteorit menunggu dipungut di ladang domba," tulis peneliti pada 9 Februari di jurnal Meteoritics & Planetary Science. Sebaliknya, garam batu muncul pada permukaan meteorit yang dipoles dan digosok oleh para peneliti di laboratorium, menunjukkan bahwa meteorit tersebut bereaksi terhadap udara laboratorium yang lembab.
"Ini menunjukkan betapa reaktifnya meteorit terhadap atmosfer kita, dan kita perlu memastikan bahwa kita mempertimbangkan perubahan terestrial semacam ini ketika kita menganalisis meteorit," kata Jenkins.
Para peneliti merekomendasikan agar meteorit yang baru ditemukan disimpan dalam gas lembam untuk meminimalkan reaksi. "Penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya kita terus mengamati langit dan mengumpulkan regu pencari secepat mungkin setelah meteorit terlihat," kata Daly. Sumber: Live Sciene