Ukraina Yakin Barat akan Pasok Jet Tempur
Jet tempur jet F-16 AS dan pesawat Gripen Swedia sebagai pilihan utama Ukraina.
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, meyakini negara-negara Barat akan memasok jet tempur ke negara itu untuk membantu melawan invasi Rusia. Dia mencatat, sekutu Ukraina telah menyediakan berbagai sistem senjata Barat setelah awalnya mengatakan mereka tidak akan melakukannya.
"Tidak mungkin menjadi mungkin," kata Reznikov pada Rabu (15/2/2023).
Reznikov juga mengikuti pertemuan di Brussels dengan menteri pertahanan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan koalisi lebih dari 50 negara yang mendukung Kiev. Usai pertemuan itu, dia mengatakan, jet tempur sedang dalam pembicaraan dan sekutu sedang menilai model mana yang terbaik untuk Ukraina.
“Kita harus memilih solusi terbaik,” katanya mengutip jet F-16 Amerika Serikat (AS) dan pesawat Gripen Swedia sebagai pilihan utama.
Reznikov mengatakan, pandangan pribadinya F-16 akan menjadi yang terbaik karena digunakan berbagai negara. "Impian saya, seharusnya F-16. Tapi Gripen juga sangat bagus," katanya.
Reznikov mengatakan, jet tempur diperlukan sebagai bagian dari sistem pertahanan udara yang lebih luas untuk melindungi Ukraina dari serangan Rusia. “Kami sangat membutuhkan pesawat sebagai landasan untuk mempertahankan langit kami. Kami harus mendominasi langit Ukraina kami. Ini akan melindungi penduduk sipil kami, pertama-tama, dan tentu saja angkatan bersenjata kami," ujarnya.
Setelah mengamankan berbagai senjata Barat termasuk sistem pertahanan udara, roket, artileri, dan tank, Reznikov bercanda dengan para menteri Barat bahwa jet tempur adalah barang terakhir dalam daftar keinginannya ke Sinterklas. Ditanya apakah dia yakin akan mendapatkan jet pada akhirnya, Reznikov menjawab, "Tentu saja, saya yakin."
Reznikov mengatakan, pertahanan udara tetap menjadi prioritas utama Ukraina dalam hal bantuan militer, meskipun Kiev telah menerima beberapa sistem canggih. Dia menyatakan, jika Rusia memulai serangan besar, itu akan membuat angkatan udaranya sendiri lebih berperan.
“Jika mereka memulai kampanye ofensif yang nyata, pasti mereka akan menggunakan pesawat dari pihak mereka, mencoba menghentikan pasukan pertahanan kita. Itu berarti itu adalah ancaman nyata, itulah mengapa perlu pesawat yang lebih canggih, lebih modern, untuk menghentikan mereka, untuk mengalahkan mereka, untuk menghalangi mereka," ujar Reznikov.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden AS Joe Biden mengatakan, AS tidak akan memasok jet F-16 ke Ukraina. Tindakan serupa juga dinyatakan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dengan mengesampingkan pengiriman pesawat tempur.
Negara-negara lain, seperti Polandia, telah memberi isyarat terbuka terhadap gagasan tersebut, tetapi hanya akan bertindak dengan dukungan negara Barat lainnya. Inggris menjanjikan akan memberikan pelatihan untuk pilot pesawat tempur Ukraina tetapi belum memastikan apakah akan memasok jet.
Beberapa pejabat Barat juga mencatat kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk menyediakan jet tempur dan melatih pilot Ukraina untuk menggunakannya. Sedangkan yang lain juga menyatakan keprihatinan bahwa memasok jet dari negara Barat bisa menjadi eskalasi berbahaya dalam perang.
Sedangkan pengiriman tank Leopard 2 akan mulai dikirim pada Maret. Saat ini Polandia telah mulai melatih awak Ukraina yang akan mengoperasikan tank tersebut. Kegiatan ini dilakukan di barak tentara di provinsi barat daya Swietoszow.