Pada 2023 Adaro Targetkan Penjualan Batu Bara Capai 64 Juta Ton
Perusahaan menganggarkan belanja modal 500 juta-600 juta dolar AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan volume penjualan batu bara. Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, menargetkan volume penjualan batu bara pada tahun ini bisa mencapai 62 juta-64 juta ton.
Garibaldi memerinci, penjualan tersebut terdiri atas 58-60 juta ton dari jenis batu bara termal dan 3,8-4,3 juta ton dari penjualan batu bara kokas. Hal ini didukung adanya volume produksi dari anak usaha Adaro Minerals yang terus bertumbuh.
"Volume ADMR terus bertumbuh karena permintaan yang kuat untuk batu baranya. Volume dari Balangan Coal Companies dan PT Mustika Indah Permai juga diperkirakan akan meningkat. Angka ini tidak termasuk target tambang Kestrel yang ditetapkan 6 juta ton," ujar Garibaldi melalui keterangan resminya, Kamis (16/2/2023).
Untuk bisa mencapai target pertumbuhan volume penjualan perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar 500 juta-600 juta dolar AS. Investasi ini dianggarkan perusahaan untuk operasional rutin dan rencana ekspansi.
"Belanja modal ini tidak termasuk untuk proyek transformasi bisnis di Kaltara. Adaro memiliki beberapa proyek yang akan dilaksanakan di kawasan industri ini, termasuk smelter aluminium dan PLTU yang menjadi sumber energinya, serta PLTA," kata Garibaldi.
Tahun lalu, perusahaan mencatatkan produksi batu bara 62,88 juta ton. Perusahaan juga mencatatkan, pertumbuhan volume penjualan 61,34 juta ton atau tumbuh 19 persen dari realisasi volume penjualan 2021.