Jelang Ramadhan, Mentan Jamin Stok Pangan Cukup

Syahrul mengatakan produksi beras pada puncak panen akan capai minimal 5,9 juta ton.

Dok. Humas Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meninjau pengembangan Food Estate Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Peninjauan ini guna mendorong optimalisasi pengembangan Food Estate dari hulu hingga hilir berbasis kelembagaan korporasi, khususnya percepatan dan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas guna meningkatkan produksi beras, nilai tambah dan kesejahteraan petani.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjamin stok komoditas pangan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nasional menjelang tren peningkatan permintaan pada momen Ramadhan dan Lebaran 2023.

"Sejauh ini, dalam hitungan neraca kita, semua (komoditas pangan) aman,"kata Mentan Syahrul di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/2/2023).

Selain bahan pokok seperti beras, tambahnya, komoditas pangan yang merupakan memerlukan impor seperti kedelai juga mencukupi.

"Termasuk tentu ya komoditi yang bersubstitusi impor, antara lain kedelai misalnya dari neraca kita karena semua sudah jalan," ujar dia.

Beberapa komoditas lain yang perlu diimpor untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional seperti bawang putih dan daging, kata Syahrul, juga dalam tahapan-tahapan pengadaan yang sesuai rencana pemerintah. Karena itu, kata Syahrul, seluruh stok bahan pangan masih aman menjelang Ramadhan.

"Importasi itu ya tentu saja masih dalam on the track. Ramadhan saya yakin aman," ujar dia.

Terkait beras, Syahrul juga melaporkan bahwa seluruh daerah produksi sudah memasuki panen raya pada Februari, Maret, dan April 2023. Untuk Februari, kata dia, terdapat satu juta hektare lahan padi yang memasuki panen, disusul Maret 2023, terdapat 1,9 juta hektare lahan akan memasuki panen.

Menurut dia, pada Maret hingga April 2023, di berbagai daerah akan memasuki puncak panen. Syahrul mengatakan produksi beras pada puncak panen akan mencapai sedikitnya 5,9 juta ton.

"Rata-rata 5,9 (juta ton) dari data yang ada, yang selama ini kita jadikan rujukan. Walaupun dengan berbagai varietas yang kita pakai sekarang sudah lebih dari itu. Tetapi, kita pakai lah yang terendah 5,9 (juta ton) data BPS," ujarnya.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler