Ukraina Yakin Masa Berlaku Koridor Gandum Laut Hitam Bisa Diperpanjang

Pembicaraan soal perpanjangan koridor gandum Laut Hitam bakal dimulai dalam sepekan.

EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Gandum (Ilustrasi). Ukraina akan kembali terlibat perundingan dengan Rusia untuk memperpanjang koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Pembicaraan tentang perpanjangan BSGI bakal dimulai dalam sepekan.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Ukraina akan kembali terlibat perundingan dengan Rusia untuk memperpanjang koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI). Pembicaraan tentang perpanjangan BSGI bakal dimulai dalam sepekan.

Baca Juga


“Negosiasi untuk memperluas koridor gandum akan dimulai dalam sepekan dan kemudian kami akan memahami posisi semua pihak. Saya pikir akal sehat akan menang dan (masa berlaku) koridor (gandum) bakal diperpanjang,” kata Wakil Menteri Infrastruktur Ukraina Yuriy Vaskov, Jumat (17/2/2023).

BSGI telah berhasil diperpanjang selama 120 hari terhitung sejak 19 November 2022. Pada 2 November tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melanjutkan keterlibatan atau partisipasi negaranya dalam BSGI. Putin mengatakan, Ukraina telah memberikan jaminan kepada negaranya bahwa mereka tidak akan menggunakan koridor gandum untuk tujuan militer.

Pada 29 Oktober 2022, Rusia mengumumkan bahwa mereka menangguhkan implementasi kesepakatan BSGI. Hal itu dilakukan setelah sejumlah kapal dan infrastruktur militernya di Sevastopol menjadi sasaran serangan pesawat nirawak Ukraina. BSGI disepakati Rusia dan Ukraina pada 22 Juli 2022 di Istanbul, Turki. PBB dan Turki menjadi pihak yang mengawasi proses penandatanganan kesepakatan tersebut.

Lewat BSGI, Moskow memberi akses kepada Ukraina untuk mengekspor komoditas biji-bijiannya, termasuk gandum, dari pelabuhan-pelabuhan mereka di Laut Hitam yang kini berada di bawah kontrol pasukan Rusia. Itu menjadi kesepakatan paling signifikan yang dicapai sejak konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari tahun lalu.

Rusia dan Ukraina merupakan penghasil 25 persen produksi gandum dan biji-bijian dunia. Sejak konflik pecah Februari lalu, rantai pasokan gandum dari kedua negara itu terputus.

Ukraina tak dapat melakukan pengiriman karena jalur pengiriman dan pelabuhan-pelabuhan mereka berada di bawah kontrol Rusia. Sementara Moskow tak bisa mengekspor karena adanya sanksi Barat. Hal itu sempat memicu kekhawatiran bahwa dunia bakal menghadapi krisis pangan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler