Gus Muhaimin Ingin Kebudayaan Jadi Panglima Pembangunan Bangsa

Budaya harus jadi panglima karena semua sendi kehidupan ujung-ujungnya budaya

DPR
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menginginkan agar kebudayaan dijadikan sebagai panglima dalam pembangunan bangsa ke depan. (ilustrasi).
Rep: Dadang Kurnia Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menginginkan agar kebudayaan dijadikan sebagai panglima dalam pembangunan bangsa ke depan. Pernyataaan tersebut menanggapi aspirasi para seniman dan budayawan lokal Jawa Timur di Padepokan Seni Kirun, Madiun, pada Rabu (22/2/2023) malam.

"Kayaknya kita orientasi yang paling efektif ya budaya sebagai panglima. Karena ini menyentuh semua aspek. Ada seni, tradisi, ekonomi, semua ada di budaya," kata Gus Muhaimin dalam siaran tertulisnya, Kamis (23/2/2023).

Gus Muhaimin menjelaskan, di masa kepemimpinan Bung Karno, politik dijadikan sebagai panglima pembangunan bangsa. Bahkan, pertunjukan ludruk saat itu dilarang. Selanjutnya, pada era Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, ekonomi yang dijadikan sebagai panglima pembangunan.

"Reformasi nggak ada panglimanya, sehingga tidak punya arah. Kalau mau punya arah budaya harus jadi panglima karena semua sendi kehidupan ujung-ujungnya budaya yang bisa menguatkan, mengokohkan, dan mempersatukan," ujarnya.

Muhaimin berpendapat, di masa pancaroba akibat pandemi Covid-19, budaya bisa menjadi pencegah terjadinya konflik, kekerasan, dan perpecahan. Apalagi mendekati kompetisi Pemilu 2024. Ia pun meminta pemerintah pusat dan Pemda untuk benar-benar memperhatikan nasib para seniman tradisional.

"Seniman-seniman daerah yang hidupnya tentu sangat sulit terutama di era teknologi media sosial seperti sekarang harus ada bantuan-bantuan langsung maupun yang sifatnya promosi dan peningkatan kapasitas," kata dia.

Gus Muhaimin berharap Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan perhatian kepada para seniman dan budayawan lokal. Begitupun pemerintah daerah yang menurutnya bisa memberi perhatian khusus berupa ruang atau panggung untuk pertunjukan.

"Kalau perlu buatlah pertunjukan-pertunjukan yang menampilkan mereka karena selama ini mereka berjasa mempersatukan bangsa kita, berjasa membuat hiburan dan kebahagiaan di tingkat grassroot yang itu tidak bisa diperankan oleh orang lain ataupu negara," ujarnya.

Ia pun nerpendapat, harus ada upaya untuk meningkatkan mutu produk budaya Indonesia yang sesuai dengan perkembangan zaman dan aplikatif terhadap perkembangan teknologi informasi. Ia berharap seni budaya Indoneaia tidak kalah dengan Korea, yang bahkan menurutnya jauh di bawah Indonesia untuk kualitas dan varian seni budayanya.

"Tetapi karena mereka lebih aplicable dengan teknologi informasi sehingga seolah-olah kita di bawahnya," kata dia.

Karyani, seniman asal Ngawi yang mewakili para dalang, tari karawitan, dan sinden berharap seni budaya tetap eksis. Ia mengingatkan, seni buda lokal harus terus dilestarikan dan kembangkan. Ia mengatakan, untuk melestarikan seni dan budaya harus ada penanggapnya.

"Jadi harus senang dulu. Anak-anak muda sekarang kurang mengenal seni budaya sendiri. Jika anak-anak kecil dikenalkan budaya sendiri maka akan senang sehingga kesenian kita bisa lestari," katanya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler