Mentan: Persediaan Beras Melimpah Hingga Panen Raya Maret 2023 

Produksi padi di Kabupaten Semarang pada tahun 2023 ini cukup tinggi.

Bowo Pribadi/Republika
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (tengah) bersama Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha melakukan panen padi dengan mengoperasionalkan mesin Combine Harvester, di areal persawahan kelompok tani Pangudi Tni, Dusun Krasak, Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/2/2023).
Rep: Bowo Pribadi Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan sampai dengan puncak panen raya bulan Maret 2023 nanti persediaan beras nasional bakal melimpah.


Mentan SYL melakukan panen di Kabupaten Semarang, guna mengawal langsung produksi padi Jawa Tengah, sebagai salah satu daerah penyumbang terbesar beras nasional pada masa panen raya 2023 ini. Menurutnya, luas panen padi di Kabupaten Semarang pada Februari 2023 ini mencapai luasan 3.198 hektare dan pada bulan Maret 2023 nanti mencapai luasan 3.689 hektare dengan produktivitas berkisar 6 hingga 7 ton per hektare.

"Hari ini saya dengan Bupati Semarang, pak Ngesti Nugraha memastikan produksi padi di Jawa Tengah khususnya di Kabupaten Semarang telah memasuki masa panen raya. Kegiatan hari ini juga menyimbolkan bahwa di seluruh Indonesia sekarang juga sedang memasuki masa panen raya padi," ujarnya saat panen padi lahan kelompok tani ‘Pangudi Tani’, Dusun Krasak, Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (27/2/2023).    

Mentan SYL pun berterima kasih kepada bupati dan jajarannya, karena produksi padi di Kabupaten Semarang pada tahun 2023 ini cukup tinggi. "Kalau dilihat dari jumlah malainya, bisa di atas 7 ton per hektare," katanya.

Di lain pihak, Mentan SYL juga menyampaikan, berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) yang dihimpun Badan Pusat Staristik (BPS), diperkirakan luas panen raya di bulan Februari 2023 sebesar 1 juta hektare.

Sedangkan pada puncak panen raya bulan Maret 2023 nanti mencapai 1,9 juta hektare. Jika produksi rata-rata 5 ton saja per hektar (dari 1 juta hektar panen bulan Februari ini) minimal ada 10 juta ton gabah setara 5 sampai 6 juta ton beras.

"Oleh karena itu, lanjut Mentan SYL, berdasarkan dengan hitung-hitungan yang ada, ketersediaan beras kita sangat cukup, terlebih pada saat puncak panen raya di buan Maret nanti," katanya.

Dalam kesempatan ini, mentan SYL juga melakukan demo panen menggunakan mesin Combine Harvester, bersama dengan Bupati Semarang. Menurut Mentan SYL, jika panen menggunakan mesin Combine Harvester gabah yang hilang hanya 3 sampai 5 persen. "Tetapi kalau panen tradisional gabah yang hilangnya sampai 11 persen," lanjutnya.

Di lain pihak, Mentan SYL juga berharap produksi padi nasional sesuai pantauan satelit, perkiraan BPS dan laporan dari daerah juga berjalan normatif atau tidak banyak terjadi perubahan. Sehingga sesuai arahan Presiden Jokowi dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriyah (2023) ini, ketersediaan beras nasional bakal tercukupi.

Kepada Bupati Semarang, Mentan SYL tidak hanya memastikan jalanya panen raya. Namun juga meminta agar pengelolaan pascapanen juga harus dipastikan, terutama dengan kesiapan penggilingan.

Menurutnya, penggunaan penggilingan padi moderen bisa dilakukan. Dengan begitu, produksi beras pada panen raya ini semakin terjamin, baik ketersediaan maupun kualitasnya. Maka kesiapan penggilingan harus terjamin karena ini dapat menekan beras yang hilang serta akan menjamin kualitasnya.

"Kementan juga memiliki program taxi alsintan agar daerah, kelompok tani dan pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses KUR untuk pengadaan mesin penggilingan padi moderen," katanya.

Dalam kesempatan ini, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha mengapresiasi dukungan dan bantuan Kementan dalam mendorong peningkatan produksi pangan, khususnya tanaman padi di Kabupaten Semarang.

Saat ini, lanjut Ngesti, luas lahan pertanian di Kabupaten Semarang mencapai 62 ribu hektare. Sebanyak 32 ribu hektare di antaranya merupakan lahan tanaman padi (sawah) dengan produktivitas padi mencapai 6,4 ton per hektare. Dalam upaya meningkatkan produksi padi ke depan, Pemkab Semarang menggenjot program pemulihan kesuburan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Pemkab Semarang telah mcoba mengurangi pupuk kimia dari 250 kilogram menjadi 130 kilogram. Dari uji coba ini produktivitas lahan juga meningkat dari yang semula 6 ton per hektare menjadi 8,8 ton per hektare.

"Kami sangat bersyukur adanya program Bapak Menteri Pertanian untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia, salah satunya dengan pemanfaatan Biosaka yang lebih simple dan murah," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler