Ustaz Erick Yusuf Ajak Insan Perfilman Perbanyak Film untuk Anak

Lewat film Kun Ana Wa Anta, dia berupaya mengembalikan hak anak.

Republika/Meiliza laveda
Konferensi pers film Kun Ana Wa Anta di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2023). Menurut produser eksekutif Ustaz Erick Yusuf, sinema tersebut sekaligus menjadi jawaban atas minimnya film anak di tengah industri perfilman Tanah Air.
Rep: Meiliza Laveda Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Kun Ana Wa Anta tidak hanya dibuat sebagai tontonan hiburan keluarga saja. Menurut produser eksekutif Ustaz Erick Yusuf, sinema tersebut sekaligus menjadi jawaban atas minimnya film anak di tengah industri perfilman Tanah Air.

Baca Juga


"Ketika film anak menjadi penting dan bujet itu akhirnya diupayakan, ini bukan hanya menjadi karya tetapi menawarkan solusi bagaimana kita memberikan sesuatu yang terbaik untuk anak-anak kita,” kata ujarnya dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Sabtu (4/3/2023).

Ustaz Erick menyebut, film ini bisa menjadi salah satu cara efektif dalam memberikan masukan dan suplemen pendidikan anak Indonesia. Sebab, saat ini masih banyak film anak yang kurang berkualitas. Misalnya, kata dia, film superhero yang masih banyak unsur tidak baik untuk anak.

“Apa kita pikir superhero film anak? Bukan, karena di sana ada nilai-nilai tidak baik, misalnya ada unsur LGBT-nya,” ujarnya.

Lewat film Kun Ana Wa Anta, dia berupaya untuk mengembalikan hak anak dalam mengapresiasi film untuk mereka. Dia berharap perilisan film ini bisa memicu film anak lain yang akan diproduksi ke depan.

“Ini lebih dari sekadar karya, ini menjadi tawaran solusi. Kalau kita ingin memperbaiki generasi ke depan, saya ingin mengajak semua insan perfilman, ayo buat film yang positif untuk anak-anak kita,” kata Ustaz Erick.

Film Kun Ana Wa Anta dibintangi Muzaki Ramdhan, Abe Moor, Balgis Balfas, Kayla Haryo, Austyn Senduk, Nadira Octova, dan Mario Irwinsyah. Ada juga Donny Alamsyah, Andy Boim, dan Mathias Muchus.

Latar film diambil di sebuah pondok dekat konservasi hewan di tatar Sunda, Jawa Barat. Salah satu konflik yang ditunjukan ialah tentang pencurian satwa langka yang dilindungi. Film diproduksi oleh DNA Production dan Happening dengan Rina Novita sebagai produser dan Rully Manna selaku sutradara.

Film ini menceritakan tentang nilai-nilai persahabatan, budi pekerti, cinta lingkungan hidup dan toleransi. Mereka juga merupakan tim di balik produksi serial "Kun Anta". Sutradara maupun produsernya sudah terbiasa menangani proyek yang melibatkan anak-anak. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler