Senator DPD: Pesantren Mitra Stategis Pengembangan Perikanan Jawa Tengah Selatan
Edukasi dan SDM pesantren harus dikembangkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD RI DR Abdul Kholik mengatakan, pesantren merupakan mitra strategis untuk mengembangkan perekonomian di Jawa Tengah. Salah satunya adalah menggugah peran para santri di wilayah ini akan potensi perikanan. Apalagi, sekarang Indonesia tengah bersiap-siap menghadapi pembangunan di sektor maritim.
"Kita tahu sebentar lagi di Cilacap akan dibangun pelabuhan perikanan terbesar di pesisir selatan. Pelabuhan perikanan ini nantinya juga akan menjadi satu-satunya simpul pelabuhan perikanan di pesisir selatan Jawa, yang akan menyangkut wilayah-wilayah mulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Aceh. Cilacap nanti menjadi pelaku utama dan menjadi sentra perikanan laut di kawasan Jawa Tengah bagian selatan," kata Kholik, Senin (6/3/2023) pagi.
Saat ini, menurut dia, kapasitas ikan yang dihasilkan pelabuhan perikanan berkisar 60 ton perhari, nantinya setelah menjadi sentra perikanan akan menjadi 750 ton per hari. Artinya, potensi tersebut akan menjadi masa depan bagi kawasan selatan Jawa Tengah, termasuk Cilacap. Oleh karena itu, semua pihak dan stakeholders untuk bersiap menuju era tersebut.
"Bahkan, kita mendorong untuk RPJMD-nya Cilacap perlu menyesuaikan dengan potensi ini, bahkan kalau perlu dibentuk BUMD ikan kelautan," ujarnya.
Menurut Kholik, Pondok Pesantren di selatan Jawa Tengah diberi tantangan atau jalan dalam menghadapi era tersebut dengan dapat memainkan banyak hal. "Pertama, dari sisi edukasi, yaitu untuk SDM-nya dengan pelatihan untuk para santri-santrinya. Kedua, menjadi pelaku usaha langsung. Ketiga, bisa menjadi bagian pengolahannya, atau juga bagian lain semisal pemasaran."
Menyadari potensi tersebut, Kholik menegaskan, nantinya akan dibangun kolaborasi antarpesantren yang tentunya dapat membangun usaha bersama atau koperasi dengan tujuan mengembangkan usaha tersebut. "Jadi hari ini kita ada dua hal, yaitu yang laut ataupun budi daya, semua pesantren punya peluang," kata dia.
"Potensi tersebut luar biasa dan sangat besar. Namun, diperlukan tata kelola yang harus diperkuat dengan cara menggandeng stakeholders. Harapannya, yang pasti pesantren harus segera merespons ini, menyiapkan diri, mengambil peran, dan tentu memaksimalkan potensi menjadi bagian dari pemberdayaan dan kemandirian ekonomi pesantren," kata Abdul Kholik.