UNICEF: Infeksi Pernapasan pada Anak-Anak Afghanistan Meningkat

Musim dingin memperburuk infeksi pernapasan anak-anak Afghanistan

AP/Bernat Armangue
Wanita dan anak-anak Afghanistan (ilustrasi). Musim dingin memperburuk infeksi pernapasan anak-anak Afghanistan
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — UNICEF prihatin dengan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada anak-anak dengan infeksi pernapasan parah di Afghanistan. 

Baca Juga


Musim dingin ini jumlah anak-anak dengan masalah pernapasan parah meningkat dua kali lipat. Sebanyak 40 anak telah dirawat hanya di satu bangsal Rumah Sakit Indragandhi di Kabul, dan setiap tempat tidur menampung 2 hingga 3 anak. 

Salah satunya Ibrahim yang masih berusia 7 bulan, yang menderita infeksi paru-paru, tengah menangis di pelukan ibunya dan gelisah, Bibi Gol ibunya menyeka air matanya tetapi tidak bisa menenangkannya.

"Ibrahim telah sakit selama lebih dari sepekan. Dia mengalami demam, batuk, diare dan infeksi telinga. Pertama, kami membawanya ke rumah sakit Provinsi Logar. Setelah dirawat di sana selama tiga hari, kondisinya tidak kunjung membaik. Para dokter mengatakan untuk membawanya ke Kabul,” kata Bibi Gol, ibu Ibrahim, dilansir dari Amu TV, Ahad (6/3/2023).

‏Bibi Gol dari desa Mikhil Logar datang ke Kabul untuk perawatan mendesak bagi Ibrahim kecil yang harus berganti mobil empat kali untuk mencapai rumah sakit. Keadaan ekonomi Bibi Gol sedang tidak baik.

‏Menurut UNICEF, hanya pada bulan Desember tahun ini, 25 ribu kasus infeksi pernapasan telah dilaporkan di antara anak-anak Afghanistan, yang meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu dan tiga tahun lalu. 

Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah

Menurut perkiraan UNICEF, sekitar 90 ribu anak di bawah usia lima tahun menderita gizi buruk dan 2,3 juta menderita gizi buruk sedang hingga berat.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Indira Gandhi, Dr Sher Mohammad, menghubungkan krisis ekonomi dengan meningkatnya penyakit pernapasan di kalangan anak-anak. 

"Situasi ekonomi secara umum di negara ini suram. Orang-orang berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka dan menjaga mereka tetap hangat,” kata dokter Sher.

Mereka membakar kayu, pakaian, karet, dan plastik untuk menghangatkan rumah mereka. Malnutrisi, krisis pangan, cuaca dingin, dan polusi udara adalah faktor yang mendasari meningkatnya infeksi saluran pernapasan akut pada anak-anak.

Berdasarkan laporan UNICEF, 110 anak dengan infeksi pernapasan parah dirawat di departemen ini minggu lalu saja. Sekitar setengah dari mereka masih dirawat karena masalah pernapasan, dan dirawat di unit gawat darurat rumah sakit.

Unicef menganggap Afghanistan sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah dan mengatakan bahwa sebagian besar keluarga tidak dapat memanaskan rumah mereka dan menyiapkan makanan yang cukup pada musim dingin ini karena masalah ekonomi.

 

Sumber: amu.tv  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler