Holding Farmasi Apresiasi Penyelesaian Investasi di Kimia Farma Group
INA dan SRF resmi menjadi investor strategis KAEF dan KFA
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) mengapresiasi penyelesaian transaksi investasi Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) pada PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Melalui penyelesaian transaksi investasi ini, INA dan SRF resmi menjadi investor strategis KAEF dan KFA dengan mengambil bagian atas penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) KAEF. Serta, mengambil bagian 40 persen saham pada anak perusahaannya, KFA.
KFA merupakan entitas usaha KAEF dengan portofolio bisnis ritel apotek dengan sebaran lebih dari 1170 pusat layanan di seluruh Indonesia.
Untuk diketahui, pada acara B20 Summit bulan November 2022 lalu, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, Direktur Utama KAEF David Utama, Direktur Utama KFA Nurtjahjo Walujo Wibowo dan Ridha Wirakusumah selaku Ketua Dewan Direktur INA beserta Chairwoman of The Board of Directors SRF Zhu Jun telah menandatangani Perjanjian Pengambilan dan Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Share Subscription and Purchase Agreement) dan dokumen-dokumen transaksi lainnya.
”Aksi korporasi ini menunjukkan spirit Holding Farmasi yang semakin fokus dalam mendukung perkembangan ekosistem kesehatan di Indonesia," ujar Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, dalam siaran persnya, Selasa (7/3/2023).
Pencapaian ini, kata dia, sejalan dengan semangat dan arahan Menteri BUMN agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat di sektor kesehatan. Menurut Honesti, perjanjian ini merupakan bentuk lebih lanjut dari kemitraan yang lebih luas, dan kerja sama jangka panjang antara SRF dan INA.
Sebelumnya, pada bulan Juni 2022, INA dan SRF menandatangani Kerangka Kerja Sama Investasi (Investment Framework Agreement) untuk memfasilitasi kerja sama investasi keduanya di Indonesia. Serta, meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Sementara menurut Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, layanan kesehatan di Indonesia menawarkan peluang menarik bagi para investor. Mengingat besarnya ukuran pasar dan kelas menengah yang tumbuh pesat di Indonesia.
Bahkan dengan investasi tersebut, kata dia, INA akan mengakselerasi akses layanan kesehatan di seluruh Indonesia, mengoptimalkan jaringan ritel dan saluran distribusinya. Serta, mempercepat digitalisasi sistem layanan kesehatan untuk mencapai segmen pasien dan pelanggan yang lebih luas.
Menurut Chairwoman of The Board of Directors SRF, Zhu Jun, penyelesaian transaksi investasi ini menandai dimulainya tahap baru kerja sama antara SRF, INA, KAEF, dan KFA. Dalam bekerja sama dengan mitra, SRF akan menyediakan sumber daya yang efektif untuk mendukung KAEF dan KFA. Agar keduanya dapat mempertajam keunggulan dan menangkap peluang di industri kesehatan Indonesia yang menjanjikan dan berkembang dengan cepat.
"Kami berharap investasi ini menjadi proyek unggulan dari kerja sama antara Tiongkok-Indonesia di bawah Belt and Road Initiative,” kata Zhu Jun.
Holding BUMN Farmasi (Bio Farma Group) yang beranggotakan BUMN PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk serta PT Industri Nuklir Indonesia (INUKI), di awal 2023 menetapkan visi untuk menjadi world class healthcare company, dengan kapabilitas pada Riset & Pengembangan (R&D). Serta, kapasitas manufaktur serta coverage distribusi di nasional, internasional, dan penguasaan pasar ritel farmasi di Indonesia.
Bio Farma Group saat ini tengah menjalankan beberapa inisitif strategi untuk pengembangan bisnis kedepan, baik pada segmen farmasi maupun segmen layanan Kesehatan.