UNDP: Kerusakan Akibat Gempa Turki Capai 100 Miliar Dolar AS

UNDP memprediksi, biaya pemulihan pasca-gempa dapat melampaui angka kerusakan.

Anadolu Agency
Gempa Turki (ilustrasi). The United Nations Development Program (UNDP) mengatakan, kerusakan yang dialami Turki akibat gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang negara tersebut pada 6 Februari lalu mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – The United Nations Development Program (UNDP) mengatakan, kerusakan yang dialami Turki akibat gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang negara tersebut pada 6 Februari lalu mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS. UNDP memprediksi, biaya pemulihan pasca-gempa dapat melampaui angka kerusakan.

Baca Juga


“Sudah jelas bahwa hanya kerusakan saja akan berjumlah lebih dari 100 miliar dolar AS,” kata perwakilan UNDP, Louisa Vinton, saat berbicara dari Gaziantep, salah satu provinsi di Turki yang terdampak gempa, Selasa (7/3/2023).

Menurut dia, angka itu diperoleh dari perhitungan yang dilakukan Turki bersama UNDP, Bank Dunia, dan Uni Eropa. "Jelas dari perhitungan yang dilakukan sampai saat ini bahwa angka kerusakan yang disajikan oleh pemerintah (Turki) dan didukung oleh tiga mitra internasional akan lebih dari 100 miliar dolar AS," ucap Vinton.

Vinton mengatakan, perkiraan tersebut akan menjadi dasar untuk konferensi donor pemulihan dan rekonstruksi gempa Turki di Brussels, Belgia, pekan depan. “Biaya pemulihan, termasuk upaya untuk membangun infrastruktur yang lebih baik dan lebih berkelanjutan,jelas akan melebihi jumlah itu (100 miliar dolar AS)," katanya.

Menurut otoritas kebencanaan Turki, AFAD, sebanyak 45.089 orang tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang negara tersebut pada 6 Februari lalu. Sementara korban luka melebihi 1,1 juta orang. Ribuan bangunan di Turki juga runtuh dalam bencana itu.

Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang melanda Turki diketahui turut mengoyak Suriah. Korban meninggal di Suriah akibat gempa mencapai sedikitnya 5.800 jiwa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler