Tertarik dengan Kartu Prakerja, NSPC Kamboja Studi Banding ke Jakarta
Kartu Prakerja akan jadi inspirasi membuat program TVET di Kamboja
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – National Social Protection Council (NSPC) Kamboja mengaku kagum dan banyak mendapat pelajaran berharga dari Program Kartu Prakerja sebagai salah satu bentuk sistem perlindungan sosial melalui peningkatan keterampilan angkatan kerja di Indonesia. Deputi Sekjen NSPC Kamboja Pheakdey Sambo menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke kantor Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, pada Rabu (8/3/2023).
“Kami melihat bahwa Prakerja memiliki banyak hal untuk ditawarkan dan menjadi inspirasi bagi kami untuk menjadikan program Technical and Vocational Education and Training (TVET) bagi rumah tangga miskin dan rentan bisa lebih diperkaya berdasarkan masukan berharga dari kunjungan ini,” kata Pheakday Sambo yang memimpin 16 orang delegasi NSPC Kamboja ke Indonesia.
Sambo menjelaskan, sistem perlindungan sosial di Kamboja terdiri dari dua pilar yakni jaminan sosial dan bantuan sosial. Pilar jaminan sosial terdiri dari empat komponen yakni asuransi kesehatan, kecelakaan kerja, skema pensiun dan pengangguran.
Sementara itu, pilar bantuan sosial juga terdiri dari empat komponen seperti tanggap darurat, pengembangan sumber daya manusia, pelatihan kejuruan, dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat rentan. NSPC berfungsi menetapkan dan mengawasi agenda kebijakan dan mendorong reformasi sistem perlindungan sosial di salah satu negara ASEAN itu.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Direktur Kebijakan dan Strategi Kementerian Tenaga Kerja dan Pelatihan Vokasi Kamboja, Khem Pisoth mengatakan, Prakerja merupakan program yang sangat bagus. Terutama dalam penyelenggaraan digital training, mulai dari pendaftaran, pelaksanaan pelatihan, hingga evaluasinya.
"Memang permasalahan di negara berkembang umumnya terjadi karena para pekerja tak punya keahlian yang cukup setelah menyelesaikan pendidikan formalnya. Di Kamboja, pemerintah (juga) memberikan insentif agar angkatan kerja mau meningkatkan keterampilannya,” kata Pisoth.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin mengungkapkan, dalam kurun waktu tiga tahun program Prakerja telah memberikan manfaat dan dampak positif kepada 16,4 juta penerima dengan total bantuan telah disalurkan sebesar Rp 37,9 triliun. Program Kartu Prakerja, kata Rudy, merupakan Program Government to Person (G2P) yang paling masif di Indonesia.
“Kami berharap kisah sukses program Kartu Prakerja juga dapat ditiru oleh negara-negara lain, khususnya negara-negara di kawasan ASEAN,” kata Rudy.