Breakwater Diharapkan Kurangi Ancaman Abrasi di Pesisir Indramayu

Breakwater yang dibangun di pesisir Indramayu total panjangnya sekitar 10 kilometer.

Republika/Lilis Sri Handayani
Bupati Indramayu Nina Agustina bersama Anggota Komisi V DPR RI Dedi Wahidi dan Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, meresmikan breakwater dan groin, saat kegiatan di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/3/2023).
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Pembangunan infrastruktur pengaman pantai di empat titik pesisir wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tuntas. Keberadaan infrastruktur berupa breakwater dan groin itu diharapkan dapat mengurangi ancaman abrasi di kawasan pesisir Indramayu.


Ada empat titik pembangunan infrastruktur yang rampung. Terdiri atas breakwater di kawasan Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, breakwater di Kecamatan Krangkeng, pengaman pantai Dadap, dan pembangunan groin di Pantai Glayem, Kecamatan Juntinyuat.

Pembangunan infrastruktur tersebut dilakukan sejak 2022 dan pada Kamis (9/3/2023) ini diresmikan. Peresmian dihadiri Bupati Indramayu Nina Agustina, Anggota Komisi V DPR RI Dedi Wahidi, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro. Acara tersebut dipusatkan di Pantai Desa Dadap.

Menurut Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, tingkat abrasi di pesisir Kabupaten Indramayu terbilang tinggi. Bahkan, di wilayah kerja BBWS Cimanuk-Cisanggarung, abrasi di pesisir Indramayu menjadi salah satu yang paling parah.

Karena itu, pada 2022, BBWS Cimanuk-Cisanggarung mulai membangun breakwater maupun groin di sejumlah titik pesisir Kabupaten Indramayu. Breakwater yang dibangun di wilayah Desa Glayem dan Desa Dadap hingga Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng, total panjangnya mencapai sekitar sepuluh kilometer.

Dwi menjelaskan, breakwater ditujukan untuk memecah atau meredam gelombang laut sebelum sampai ke area pantai. Menurut dia, breakwater yang dibangun di Desa Dadap memiliki celah atau pintu. Tujuannya agar air dari laut yang membawa sedimen pasir bisa masuk ke bibir pantai.

Dengan demikian, pasir itu akan terkumpul, yang nantinya bisa menciptakan daratan baru. “Total ada lima sampai enam celah,” kata Dwi.

Diharapkan, dari tahun ke tahun, garis pantai semakin maju ke arah lautan. “Ya, mengembalikan ke semula,” ujar Dwi.

Menurut Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi, abrasi yang terjadi di wilayah desanya terbilang parah. Ia menyampaikan terima kasih atas pembangunan breakwater yang membentang sepanjang sekitar enam kilometer di wilayah desanya. “Tahun ini abrasi sudah sedikit teratasi,” kata dia.

 

 

Namun, Asyriqin menyoroti soal adanya celah atau pintu pada breakwater. Menurut dia, dari celah atau pintu masih terjadi gerusan yang mengancam daratan. “Kami mohon kepada BBWS untuk menutup celah-celah tersebut karena dari celah itu masih terus menggerus ke permukiman dan sawah,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Dwi mengatakan, akan dijadikan bahan evaluasi. Menurut dia, penanganan pesisir pantai memang tidak bisa sekali jadi. “Memang ada gerusan, tapi terlokalisasi. Nanti kita evaluasi, apakah harus ditinggikan. Kita evaluasi setelah dua tahun ke depan,” kata Dwi.

Bupati Indramayu Nina Agustina menyampaikan terima kasih atas realisasi pembangunan breakwater di Kabupaten Indramayu. Ia berharap keberadaan breakwater itu bisa bermanfaat untuk mencegah abrasi. “Selain untuk mencegah abrasi, juga bisa menjadi wisata lokal,” ujar Bupati.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler