Perkuat Edukasi Aset Digital Mulai dari Bangku Kuliah
Edukasi dapat menurunkan skeptisisme generasi muda terhadap instrumen investasi kripto.
Jumlah investor kripto di Indonesia bertambah 5,46 juta orang sepanjang 2022. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertambahan jumlah investor kripto sepanjang tahun lalu, lebih rendah dibandingkan pada 2021 yang sebanyak 7,2 juta orang.
Dengan tambahan tersebut, total investor kripto yang terdaftar di Indonesia mencapai 16,7 juta orang hingga akhir Desember 2022. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan total investor pasar modal yang sebanyak 10,31 juta orang.
PT Pintu Kemana Saja dengan jenama Pintu, platform jual beli dan investasi aset kripto terus memperluas edukasi tentang aset digit, teknologi blockchain hingga Non-Fungible Token (NFT). Pintu pun berkesempatan menggandeng tiga kampus di Indonesia, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Seni dan Desain Universitas Multimedia Nusantara (UMN), dan Google Developer Student Clubs (GDSC) Universitas Ciputra.
Head of Community Pintu Jonathan Hartono, pada hadir sebagai narasumber di FEB UI dan GDSC Universitas Ciputra dengan membawa tema bertajuk “How Crypto is Disrupting the World" menjelaskan, kripto merupakan aset yang fenomenal yang beberapa tahun ke belakang. Keberadannya mampu mencuri perhatian warga dunia karena kenaikan harga aset yang fantastis dan mampu mendisrupsi dalam jangka waktu yang singkat.
Menurutnya, kehadiran Pintu dengan roadshow ke kampus-kampus bertujuan menguatkan edukasi kepada mahasiswa dan mahasiswi yang mungkin sudah memiliki ketertarikan kepada dunia kripto atau bahkan sudah mencoba berinvestasi. “Literasi kripto dan blockchain saat ini sudah menjadi hal yang harus ditingkatkan," ujarnya.
Meskipun kripto merupakan topik yang masih sangat baru, ia melanjutkan, namun mengenal aset kripto sejak dini dirasa penting apalagi teknologinya yang terus berkembang sangat pesat. "Kami yakin edukasi dapat menurunkan skeptisisme generasi muda terhadap instrumen investasi kripto dan lebih bisa waspada serta terhindar dari praktik ilegal," ujarnya.
Helman Taofani, Project Leader NFT Kompas, berbagi pengalaman mengenai web3, crypto, dan NFT. Perkembangan NFT saat ini terbilang stagnan yang diakibatkan oleh adanya persepsi dan ekspektasi yang berbeda dari masyarakat. "Untuk itu event roadshow ini diharapkan dapat memberikan objektif yang lebih clear tentang NFT,” ujarnya.
Helman menambahkan, dengan berbagai edukasi yang terus dilakukan, diharapkan akan semakin banyak orang yang mengenal serta mengadopsi teknologi blockchain dan adopsinya yang semakin banyak. Menurutnya, bagi yang ingin terjun ke dunia NFT, mulai saja sekarang, justru di saat bear market seperti ini harga aset lebih terjangkau.
Lalu jika melihat tren NFT di 2023 sepertinya akan bergerak ke arah small dan mass adoption. "Lebih banyak dan lebih mudah orang yang akan membeli, menggunakan, dan menjual NFT. Secara harga mungkin tidak akan fantastis, namun volume trading bisa dibilang cukup besar," kata dia.