Presiden Meksiko Kecam Seruan Campur Tangan Militer AS Untuk Targetkan Kartel Narkoba
Kartel narkoba Meksiko mengaku bertanggung jawab terhadap penculikan empat warga AS.
REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah menolak seruan campur tangan militer Amerika Serikat (AS) untuk membendung kekerasan kartel narkoba di Meksiko. Dia mengatakan langkah seperti itu akan melanggar kedaulatan negara.
"Saya tidak akan mengizinkan pemerintah asing untuk campur tangan di wilayah kami, apalagi angkatan bersenjata pemerintah campur tangan. Selain tidak bertanggung jawab, itu merupakan pelanggaran terhadap rakyat Meksiko. Meksiko tidak menerima perintah dari siapa pun," ujar Lopez Obrador, dilaporkan Aljazirah, Kamis (9/3/2023).
Pada Rabu (8/3/2023) Perwakilan Partai Republik, Dan Crenshaw merilis pesan dalam bahasa Spanyol yang menanyakan alasan Lopez Obrador menentang proposal yang diajukan anggota kongres pada Januari. Proposal itu terkait dengan usulan agar pasukan militer AS membantu menargetkan kartel narkoba di Meksiko.
“Para kartel berperang dengan kita, meracuni lebih dari 80.000 orang Amerika dengan fentanil setiap tahun, menciptakan krisis di perbatasan kita, dan mengubah Meksiko menjadi negara narkoba yang gagal,” kata Crenshaw dalam sebuah pernyataan pada 12 Januari tentang undang-undang yang diusulkan.
“Sudah saatnya kita langsung membidik mereka. Undang-undang saya akan membuat kita berperang dengan kartel dengan mengizinkan penggunaan kekuatan militer melawan kartel. Kami tidak dapat membiarkan kartel yang bersenjata lengkap dan mematikan mengacaukan Meksiko dan mengimpor orang dan obat-obatan ke Amerika Serikat," tambah Crenshaw.
Senator Partai Republik, Lindsey Graham menganjurkan untuk memperkenalkan undang-undang guna mengklasifikasikan beberapa kartel narkoba Meksiko sebagai kelompok teroris asing. Lopez Obrador mengatakan, dia akan memulai kampanye informasi publik yang ditujukan kepada orang-orang Meksiko di Amerika Serikat tentang proposal intervensi militer AS yang dipimpin oleh Partai Republik.
"Jika anggota parlemen dari Partai Republik mencoba untuk menggunakan Meksiko untuk tujuan propaganda, elektoral, dan politik mereka, kami akan menyerukan untuk tidak memilih partai itu", kata Lopez Obrador.
Kekerasan kartel narkoba di Meksiko mendapat sorotan baru di AS setelah empat orang Amerika diculik oleh orang-orang bersenjata Jumat (3/3/2023) lalu. Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan, keempat orang Amerika itu dibawa dengan truk pick-up setelah orang-orang bersenjata tak dikenal menembaki kendaraan mereka. Keempat warga AS itu menyeberang ke Kota Matamoros di Meksiko timur laut, tepatnya di seberang perbatasan Brownsville, Texas, untuk prosedur medis. Namun, kota tersebut telah dilanda kekerasan yang terkait dengan perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir lainnya.
"Keempat orang Amerika itu ditempatkan di dalam kendaraan dan dibawa dari tempat kejadian oleh orang-orang bersenjata," ujar pernyataan FBI.
Dari keempat warga AS yang diculik itu, dua orang telah dibunuh sementara dua lainnya ditemukan hidup. Satu korban mengalami luka tembak di kaki.
Jenazah dan korban selamat akhirnya ditemukan pada Selasa (7/3/2023) di sebuah gubuk kayu di daerah pedesaan di timur Matamoros. Gubuk itu dijaga oleh seorang pria yang akhirnya ditangkap.
Para penyintas dibawa kembali ke AS pada Selasa dalam konvoi ambulans dan SUV, yang dikawal oleh Humvee militer Meksiko dan truk Garda Nasional dengan senapan mesin terpasang. Pada Kamis, seseorang yang mengaku dari kartel narkoba Meksiko yang diduga terlibat dalam penculikan mengutuk kekerasan tersebut dan mengatakan kelompok tersebut telah menyerahkan pelaku kepada pihak berwenang.
Dalam surat yang diperoleh kantor berita The Associated Press melalui sumber penegak hukum negara bagian Tamaulipas, faksi Scorpions dari kartel Teluk meminta maaf kepada warga Matamoros, dan para korban. Kartel narkoba diketahui mengeluarkan komunike untuk mengintimidasi saingan dan pihak berwenang.
“Kami telah memutuskan untuk menyerahkan mereka yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut, yang setiap saat bertindak berdasarkan pengambilan keputusan mereka sendiri dan kurang disiplin,” tulis surat itu.
Surat itu menyatakan bahwa, individu yang terlibat telah melanggar aturan kartel, yang mencakup menghormati kehidupan dan kesejahteraan orang yang tidak bersalah. Penculikan dan serangan ini dapat memperumit upaya untuk mendorong kolaborasi yang lebih erat antara AS dan Meksiko dalam imigrasi dan perdagangan narkoba, serta masalah lainnya.