Ini Kunci Ketahanan dan Keberlanjutan Ekonomi Islam
Kunci ketahanan ekonomi Islam adalah energi, pangan dan digitalisasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Hukum Finansial Islam dari Durham University Habib Ahmed mengatakan, tantangan global seperti dampak perang Ukraina-Rusia, pandemi Covid-19, kerawanan energi dan pangan menuntut respons berupa kebijakan yang lebih inovatif. Tanpa literasi dan pengetahuan yang mumpuni akan sangat sulit untuk memperkuat ketahanan sistem eksistensi ekonomi Islam.
Ia mengatakan, kunci ketahanan ekonomi Islam adalah energi, pangan dan digitalisasi. Dalam ketahanan energi diperlukan pengembangan energi hijau, sementara ketahanan pangan dapat didorong dengan urban farming dan digitalisasi diperlukan inovasi yang terus menerus.
"Untuk mencapai semua itu membutuhkan penelitian dan inovasi baru. Jadi kita tidak bisa mencapai ketahanan ekonomi di masa depan tanpa berinvestasi dalam pengetahuan dan inovasi," ujarnya dalam Webinar Internasional dengan tema "Masa Depan Ekonomi Islam" yang diikuti secara daring, Jumat (10/3/2023).
Dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan, juga akan mendorong inovasi di sistem ekonomi Islam. Masyarakat juga perlu ditanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pendidikan dan keteladanan. Hal yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan sosialisasi kepada semua lapisan masyarakat mengenai ekonomi syariah
"Ketika kita berbicara tentang masa depan, kita benar-benar harus memikirkan nilai-nilai etis Islam, dengan memahami terkait larangan dan hukum, yang merupakan pemahaman ekonomi Islam saat ini," tegasnya.
Selain itu, upaya pengembangan ekonomi syariah dengan membangun teori dan kebijakan, mendorong adanya payung hukum yang kuat, mensosialisasikan dan mempromosikan ekonomi syariah juga harus terus dilakukan. Sektor riil juga perlu lebih didorong agar berjalan seiring dengan sektor moneter dalam pengembangan ekonomi syariah.
Ia juga mengingatkan bahwa implementasi ekonomi syariah bukan saja pada level korporasi besar, namun juga pada ekonomi rakyat hingga lapis bawah. Dari perkembangan yang ada, termasuk ekonomi kreatif berbasis digital, ekonomi syariah tidak tertinggal dalam implementasi digitalisasinya.