China Tujuk Li Qiang Sebagai Perdana Menteri, Ekonomi akan Jadi Concern Utama
Pemimpin China Xi Jinping dan Li Qiang sudah lama bersahabat
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China pada Sabtu (11/3/2023) menunjuk Li Qiang sebagai perdana menteri yang secara nominal bertanggung jawab atas ekonomi. Li asalah orang kepercayaan terdekat Presiden Xi Jinping.
Li dinominasikan Xi dan diangkat sebagai perdana menteri pada sesi Kongres Rakyat Nasional, Sabtu pagi.
Li menggantikan mantan perdana menteri Li Keqiang. Li terkenal karena telah memberlakukan kebijakan "zero-Covid" yang ketat.
Sebelum pandemi, Li membangun reputasi di Shanghai dan Zhejiang sebagai kota yang ramah terhadap industri swasta.
Sebagai perdana menteri, Li akan bertugas untuk menghidupkan kembali ekonomi yang lesu akibat pandemi Covid-19.
China menghadapi permintaan global yang lemah untuk ekspor, kenaikan tarif Amerika Serikat yang berkepanjangan, tenaga kerja yang menyusut, dan meningkatnya populasi yang menua.
Dia juga menjabat di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat, termasuk langkah Amerika S untuk memblokir akses Cina ke teknologi utama. Termasuk semakin banyak perusahaan global mendiversifikasi rantai pasokan mereka menjauh dari paparan Cina. Hal itu tidak lain karena risiko politik dan gangguan era Covid-19.
Ekonomi China kini hanya tumbuh 3 persen di tahun lalu, dan pada hari pembukaan parlemen, Beijing menetapkan target pertumbuhan 2023 yang sederhana sekitar 5 persen saja. Ini adalah target terendah perekonomian Cina dalam hampir tiga dekade terakhir.
Harapan Li didasarkan pada mandatnya sebagai ketua partai dari kota terbesar di negara itu, Shanghai dan gubernur provinsi tetangga Zhejiang, yang merupakan pusat bisnis kecil dan menengah. Dan tidak kalah penting, mungkin hubungan yang sangat dekat Li dengan Xi.
Li sudah mengenal Xi, ketika Xi menjabat sebagai gubernur Provinsi Zhejiang. Provinsi ini merupakan daerah asal Li, yang sekarang dikenal sebagai pusat teknologi dan manufaktur.
Baca juga: Muhammadiyah Resmi Beli Gereja di Spanyol yang Juga Bekas Masjid Era Abbasiyah
Ekonomi China tumbuh hanya 3 persen tahun lalu dan pada hari pembukaan sidang parlemen, Beijing menetapkan target pertumbuhan 2023 yang sederhana yaitu sekitar 5 persen. Ini adalah target terendah dalam hampir tiga dekade.
"Tugas utama Li tahun ini adalah mengalahkan target itu tanpa memicu inflasi serius atau menumpuk utang, kata Wakil Direktur Riset China di Gavekal Dragonomics, Christopher Beddor, kepada kantor berita Reuters.
“Pimpinan telah menerima dua tahun pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah akibat kebijakan penahanan Covid-19. Sekarang penahanan itu sudah dicabut, mereka tidak akan menerima yang lain," kata Beddor.
Pada Senin (13/3/2023) Li melakukan sesi tanya jawab tradisional perdana menteri dengan media. Li hanyalah salah satu dari daftar loyalis yang ditempatkan Xi di posisi kunci di tengah perombakan kekuasaan terbesar China dalam satu dekade.