Obesitas Diprediksi 'Serang' Separuh Populasi Dunia pada 2035

Sekitar 51 persen populasi global diprediksi akan hidup dengan kelebihan berat badan

www.freepik.com
Obesitas (ilustrasi). Lebih dari separuh populasi dunia akan mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Rep: Meiliza Laveda Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut laporan terbaru dari World Obesity Federation, pada 2035, lebih dari separuh populasi dunia akan mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Dalam laporan Atlas Obesitas Dunia 2023, organisasi tersebut memproyeksikan 51 persen populasi global akan hidup dengan kelebihan berat badan dan obesitas dalam 12 tahun.

Baca Juga


Hal tersebut akan terjadi apabila pencegahan, pengobatan, dan dukungan tidak membaik. Laporan itu juga memprediksi obesitas pada anak bisa naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat pada 2020. Peningkatan jumlah obesitas pada anak-anak lebih besar dibandingkan orang dewasa.

“Tingkatnya diprediksi berlipat ganda di antara anak laki-laki menjadi 208 juta (peningkatan 100 persen) dan lebih dari dua kali lipat di antara anak perempuan menjadi 175 juta (peningkatan 125 persen),” kata laporan, dikutip CBS News, Senin (13/3/2023).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang menimbulkan risiko bagi kesehatan. Indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 dianggap kelebihan berat badan dan lebih dari 30 dianggap obesitas.

Perkiraan peningkatan dalam laporan tersebut berarti satu dari empat orang akan hidup dengan obesitas dibandingkan pada saat ini dengan satu dari tujuh orang. Presiden World Obesity Federation, Louise Baur, mengatakan laporan ini merupakan peringatan jelas jika gagal mengatasi obesitas saat ini akan berisiko mengalami dampak serius di masa depan.

Menurut dia, pemerintah dan pembuat kebijakan di seluruh dunia perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk menghindari membebankan biaya kesehatan, sosial, dan ekonomi kepada generasi muda. "Itu berarti melihat pada sistem dan faktor yang berkontribusi terhadap obesitas serta secara aktif melibatkan anak muda dalam solusinya," ujarnya.

Pada umumnya, obesitas menjadi masalaah yang dialami di sejumlah negara maju. Namun, laporan itu menemukan negara-negara berpenghasilan rendah menghadapi peningkatan pesat. Selain itu, mereka juga menjadi negara yang paling tidak mampu menanggapi obesitas dan konsekuensinya.

"Dari sepuluh negara dengan perkiraan peningkatan obesitas terbesar secara global untuk orang dewasa dan anak-anak, sembilan di antaranya berasal dari negara berpenghasilan rendah atau menengah ke bawah," ujar laporan.

Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko sejumlah penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan strok, diabetes, dan kanker tertentu. Obesitas pada masa kanak-kanak dikaitkan dengan berbagai komplikasi kesehatan yang serius.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler